CITA-CITA tertinggi prajurit adalah memiliki bintang empat di pundak. Prabowo Subianto, yang karier militernya berakhir 26 tahun lalu dengan pangkat letnan jenderal, sekarang kejatuhan satu bintang lagi. Kini empat bintang ada di pundaknya. Apakah transaksi politik dari Presiden Jokowi?
Jokowi sendiri yang memasang pangkat baru di pundak Prabowo, di acara Rapim TNI-Polri di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.
Pemberian gelar jenderal kehormatan kepada Prabowo Subianto mendapat komentar dari Komisi I DPR RI.-sekneg-
Nuansa politik menjadi terasa karena ”hadiah” pangkat jenderal kehormatan itu diberikan setelah pencoblosan pilpres. Dalam quick count, pasangan Prabowo-Gibran menjadi pemenang.
BACA JUGA: Prabowo Subianto Terima Gelar Jenderal Kehormatan, Ini Daftar Tokoh Penerima Gelar yang Sama
Kenaikan pangkat kehormatan menjadi jenderal penuh –disebut kehormatan karena kenaikan pangkat setelah pensiun– bukan hal yang baru. Sudah ada ada enam jenderal kehormatan.
Di era Soeharto, ada Jenderal Soesilo Soedarman. Soesilo mendapat bintang empat karena menjabat menteri koordinator politik dan keamanan. Karena harus mengoordinasi para jenderal bintang empat aktif, termasuk panglima ABRI (sekarang panglima TNI), kepala Polri, dan kepala Bakin (sekarang BIN) yang semuanya bintang empat.
Presiden Joko Widodo usai pemberian kenaikan pangkat Jenderal TNI Kehormatan kepada Prabowo Subianto.-tangkapan layar-
Di era Gus Dur paling banyak letjen purnawirawan yang menjadi jenderal (hor). Luhut Pandjaitan, SBY, dan Agum Gumelar. Ketiganya mendapat bintang empat saat menjadi menteri.
BACA JUGA: Pengamat Politik Sebut Pemberian Pangkat Bintang 4 Untuk Prabowo Tidak Bermuatan Politis
Di zaman Presiden Megawati, ada dua jenderal kehormatan baru. Yakni, Hari Sabarno yang saat itu mulai menjabat menko polhukam dan A.M. Hendropriyono yang menjabat kepala BIN. Saat itu munculnya nama Hendro cukup mengejutkan. Sebab, awalnya Wapres Hamzah Haz hanya mengajukan nama Hari Sabarno yang relevan dengan tugasnya sebagai koordinator para menteri dan pejabat bidang politik dan keamanan.
Melihat pola pemberian jenderal kehormatan, ternyata tidak semua bintang tiga di kabinet mendapatkannya. Misalnya, Sudi Silalahi di era SBY. Letjen (purn) Sudi menjabat sekretaris kabinet dan menteri sekretaris negara. Padahal, Sudi adalah orang kepercayaan SBY. Silalahi satunya, T.B. Silalahi, juga purnawirawan letjen yang menjabat menteri PAN. Tapi, dua Silalahi itu tak pernah kejatuhan bintang empat.
Letjen (purn) Syarwan Hamid yang menjabat menteri dalam negeri era Presiden Habibie juga tak kebagian jenderal penuh. Di era Habibie ada juga Letjen (purn) Yunus Yosfiah yang menjadi menteri penerangan. Juga tak dapat.
BACA JUGA: Pangkat Jenderal Kehormatan yang Diterima Prabowo Hari ini, Seistimewa Apa Sih?
Kriteria baku untuk pemberian jenderal kehormatan juga tidak pernah muncul ke publik. Purnawirawan seperti Soesilo Soedarman, SBY, dan Hari Sabarno cukup beralasan meraih bintang empat kehormatan karena mereka menjabat menko polhukam.