Kurangi Risiko Terjangkit Demam Berdarah Saat Musim Hujan, Epidemiolog Sarankan Masyarakat Pakai Kelambu Untuk Tolak Nyamuk

Selasa 05-03-2024,14:18 WIB
Reporter : Chiara Athifah
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Perubahan Iklim turut menyumbang pada kenaikan risiko penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) 

Epidemiolog daei Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengungkapkan,e prubahan iklim yang sedang terjadi di Indonesia mengakibatkan banyaknya genangan air dimana-mana.

"Kondisi lingkungan setelah hujan deras membuat kelembaban meningkat," kata Dicky melalui pesan suara pada Harian Disway.


Epidemiolog Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman-Dok Pribadi-

Sebenarnya kasus ini pun sulit untuk diprediksi lonjakannya. Hal tersebut dikarenakan suhu, pola sebaran, dan iklim yang tidak bisa diprediksi. 

BACA JUGA:Indonesia Jadi Salah Satu Negara Dengan Endemik DBD Tertinggi, WHO Sarankan Sejumlah Langkah

Oleh karena itu, masyarakat diharuskan semakin waspada dan meningkatkan pencegahannya. 

Dicky menyarankan agar masyarakat menggunakan kelambu di setiap rumah. Fungsi kelambu ini ternyata cukup membantu untuk mengurangi masuknya nyamuk yang berkembang biak di luar. 

“Kampanye edukasi literasi untuk pendidikan kesadaran masyarakat tentang pencegahan DBD. Seperti penggunaan kelambu, pengelolaan tempat penampungan air, dan penggunaan obat anti nyamuk perlu direvisi kembali,” ungkap Dicky Budiman. 

BACA JUGA:Risiko Penyebaran DBD Meningkat Selama Musim Pancaroba, Berikut Penjelasan Ahli

Selain itu, pemberantasan sarang nyamuk dikenal masih kurang di kota-kota besar. Padahal program tersebut efektif dalam mengurangi populasi nyamuk Aedes Aegypti. 

Masyarakat perlu meningkatkan awareness dan pengetahuan tentang pencegahan DBD karena penyakit ini juga dapat mengakibatkan kematian. 

Tidak hanya masyarakat, upaya kolaboratif juga harus dilakukan antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk mengatasi lonjakan penyakit DBD ini.(*)

 

Kategori :