Justru, sebuah PTNBH dapat dikatakan telah berjalan sesuai koridor yang diharapkan jika PTNBH itu bersedia mengakomodasi kehadiran mahasiswa-mahasiswa duafa sebanyak-banyaknya.
Masalahnya sekarang adalah seberapa jauh PTNBH yang bersedia mengakomodasi mahasiswa dari kelompok duafa mampu membiayai dirinya sendiri –tanpa harus menggantungkan diri pada bantuan pemerintah?
Dalam konteks ini, PTNBH mau tidak mau harus pandai-pandai untuk mencari dan menarik berbagai sumber pendanaan, baik dari usaha mandiri yang dikembangkan maupun dari berbagai lembaga donor yang bisa diakses.
PTNBH yang hanya mengandalkan SPP mahasiswa niscaya tidak akan mampu tumbuh sebagai lembaga pendidikan yang memiliki hati.
Sebaliknya, PTNBH yang mampu berkembang dengan dukungan dari berbagai sumber pendanaan mandiri, sembari tetap mengakomodasi kehadiran mahasiswa duafa, niscaya akan menjadi PTNBH yang benar-benar bermartabat. (*)
oleh:
Soetojo
- Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam, Universitas Airlangga
- Ketua Komisi II Senat Akademik Universitas Airlangga
dan
Sulikah Asmorowati
- Wakil dekan II FISIP
- Sekertaris Komisi II Senat Akademik Universitas Airlangga