Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik PTNBH (2): Kepedulian dan Tanggung Jawab Sosial PTNBH

Rabu 06-03-2024,02:00 WIB
Oleh: Soetojo dan Sulikah A.

DALAM sidang paripurna Senat Akademik 21 PTNBH yang digelar di Universitas Negeri Malang pada 1–3 Maret 2024, salah seorang narasumber yang diundang adalah Prof Mohammad Nuh, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan RI. 

Dalam ceramahnya yang santai, Prof Nuh kerap memperoleh tepuk tangan peserta karena materi ceramahnya yang menarik. Nuh berbicara tentang refleksi dari perkembangan PT menjadi PTNBH. 

Apa sebetulnya konsekuensi yang mesti ditanggung PTN yang berubah status menjadi PTNBH? Pertanyaan itulah yang dibahas Prof Nuh dalam ceramahnya. 

Berbeda dengan PTN yang belum berstatus PTNBH, di mana kinerja mereka banyak disokong pemerintah, untuk PTNBH, mereka telah diberi otonomi untuk mengembangkan kinerjanya sendiri. PTNBH mengembangkan diri menjadi PT yang makin gigantik karena status PTNBH mau tidak mau memaksa PTN untuk terus mengembangkan diri dari segi apa pun. 

BACA JUGA: Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik PTNBH: Kegundahan dan Tanggung Jawab PTNBH

Sudah menjadi rahasia umum bahwa PTN yang berstatus PTNBH cenderung mengembangkan diri dan bangga dengan statusnya. Selama ini kampus yang berstatus PTNBH umumnya akan berusaha mengejar peringkat terbaik dan mendorong diri menjadi PT yang disegani karena sosoknya yang membanggakan. 

Namun, menurut Prof Nuh, pertanyaan yang penting sebetulnya adalah apa dasar PTN boleh membanggakan dirinya sebagai kampus yang terhormat? Apakah karena besarnya gedung, banyaknya mahasiswa, besarnya uang sumbangan, ataukah ada indikator lain yang lebih penting?

BACA JUGA: Rapat Senat Akademik Universitas Airlangga di Bali: Membangun Kualitas, Ranking Hanya Implikasi

MAHASISWA DUAFA

Prof Nuh dalam ceramahnya mengingatkan kembali hakikat dari pendirian PTN menjadi PTNBH. Percuma PTN mengklaim dan berbangga dengan statusnya sebagai PTNBH jika dalam kenyataan PTN yang ada tidak makin ramah kepada mahasiswa dari golongan duafa.

Pernyataan Prof Nuh itu menarik untuk didiskusikan lebih lanjut. PTNBH umumnya adalah PTN-PTN besar yang selama ini bangga karena meraih peringkat di dunia internasional dan tumbuh menjadi PTN yang memiliki mahasiswa yang berkualitas. 

Yang sering kali dilupakan adalah seberapa jauh PTN itu telah membantu para mahasiswa duafa untuk bisa memiliki kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi dan berguna bagi bangsa dan negara. 

BACA JUGA: Rapat Pleno Senat Akademik Universitas Airlangga (3-Habis): Program MBKM, Habitus bagi Pengembangan Soft Skill Mahasiswa

Selama ini, kita tahu, ada kecenderungan bahwa biaya pendidikan di tingkat universitas cenderung makin tinggi. Akibatnya, pendidikan di tingkat universitas hanya bisa diakses orang-orang yang berduit. 

Pemerintah sendiri telah berupaya untuk mengatasi agar pendapat tersebut tidak terjadi. Kesenjangan terhadap akses pendidikan selama ini telah berusaha direduksi dengan adanya beasiswa, antara lain, melalui program pemerintah yang disebut Kartu Indonesia Pintar (KIP). 

Kategori :