All England 2024 Jadi Ujian Kedua Tim Ad Hoc Olimpiade, Ini Kata Psikolog

Selasa 12-03-2024,06:30 WIB
Reporter : Retna Christa
Editor : Retna Christa

Sebagai mantan pemain bulu tangkis juga (Lilik aktif di dekade 80-an) Lilik juga memiliki saran yang cenderung taktis buat pemain. Dia meminta mereka mengambil jeda ketika jalannya pertandingan tidak sesuai game plan, atau bahkan keinginan mereka.

"Memang mengambil jeda itu penting, ketika apa yang kita inginkan tidak berjalan. Ini yang kadang-kadang anak-anak lupa," tutur Lilik. Jeda yang dimaksud bisa dengan challenge, atau meminta lapangan dikeringkan.

"Mengambil jeda itu bisa membalikkan fokus dan ketenangan," kata Lilik. "Caranya bermacam-macam, tergantung situasi dan kondisi di lapangan. Ini saya ingatkan juga kepada pemain maupun pelatih," lanjut psikolog olahraga lulusan Colorado State University itu.


ALL ENGLAND 2024 jadi ujian kedua tim ad hoc Olimpiade. Foto: Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin berlatih di Birmingham, 11 Maret 2024. -Deri Destan-PP PBSI

BACA JUGA:French Open 2024: Yah, Jonatan Christie Langsung Tersingkir, Untung Ginting Pecah Telur

BACA JUGA:French Open 2024: Apri/Fadia Tundukkan Unggulan Ketiga, Ini Kuncinya

Di sisi lain, wakil ganda putra Fajar Alfian merasakan atmosfer berbeda saat kembali menjejakkan kaki di Utilita Arena Birmingham, venue All England. Sebagai juara bertahan, ia dan Muhammad Rian Ardianto bertekad tampil maksimal.

"Magis dan atmosfer All England memang berbeda, tadi saat coba lapangan langsung terasa," kata Fajar. "Apalagi dengan warna karpet abu-abu, pertama kali ini agak aneh, mungkin karena belum terbiasa," lanjutnya.

Sebagai juara bertahan, Fajar mengaku tidak terlalu terbebani. Ia dan Rian ingin fokus untuk all out di setiap pertandingan.

Sayang, Ricky Subagja sebagai Kabid Binpres yang baru juga tidak menjelaskan target PBSI di turnamen klasik ini. Setelah kecewa pada permainan para atlet di French Open, ia hanya ingin mereka tampil lebih baik. Tidak konkret. (*)

Kategori :