Harapannya, para rimbawan menginspirasi para pemudik menjadi pemudik yang baik karena mempertimbangkan “kesalehan lingkungan” dengan bersedekah wit-witan: pohon untuk kehidupan.
BACA JUGA: Khasanah Ramadan (17): Beriman Teologis-Ekologis
Hatur nuhun kepada mereka yang tanpa jeda menjemput ”pulung lingkungan” dengan merawat pohon-pohon dari rumah masing-masing.
Ritual kehutanan yang dilakukan para rimbawan selama ini menggiring Dishut Jatim -lembaga pemerintahan- untuk setia kepada janjinya: menjaga laku forestry dan kehormatan keluarga bumi.
Surat Al An'am 99 dapat menjadi referensi pergerakan merawat pohon-pohon kehidupan.
Menteri LHK Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc. yang menggagas Green Ramadhan, fasilitas dialog untuk mendengarkan suara masyarakat mengenai isu terkini tentang pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan. --Kementerian LHK
”Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan. Maka, Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak”.
“Dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pula) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman”. (*)
Oleh: Suparto Wijoyo, Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana Unair dan Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup-SDA MUI Jatim