Di balik kabut kelam yang menyelimuti pendidikan perempuan di Afghanistan, masih ada tetesan harapan yang bersinar di antara kegelapan. Remaja seperti Faiz Ahmad Nohmani dan Ali Ahmad Mohammadi tidak kehilangan semangat untuk belajar dan berkembang.
Sekolah Jadi Impian Mustahil bagi Anak-Anak Perempuan Afghanistan, Ini Kisah Sedihnya.-WAKIL KOHSAR-AFP-
Faiz Ahmad Nohmani, dengan mata berbinar, berbagi, "Hari ini, ketika saya datang ke sekolah, saya ingin saudara perempuan kami juga datang. Sebab, mereka adalah separo dari masyarakat. Mereka harus belajar seperti kita.
’'Meskipun rintangan yang dihadapi begitu besar, semangat untuk mengubah nasib dan memperjuangkan hak-hak dasar tetap membara di hati generasi muda Afghanistan. Mereka adalah suara perubahan. Meskipun kerap terdiam oleh kekuasaan yang memaksa.
Di panggung dunia, suara penentangan semakin berkumandang. Lembaga Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan (UNAMA) menyerukan pengakhiran larangan tersebut. Mereka menegaskan bahwa pendidikan adalah hak asasi manusia yang tak boleh dilanggar.
Tantangan terbesar bagi Afghanistan memang bukan cuma soal infrastruktur fisik. Tetapi juga serangkaian kebijakan yang menghambat pertumbuhan dan kemajuan intelektual.
Sebab, pendidikan adalah kunci. Ketika pintu itu sudah terbuka bagi semua kalangan, saatnya Afghanistan benar-benar berkembang ke arah masa depan yang lebih baik. (Magdalena Asri)