Nightmares and Daydreams akan menyuguhkan kisah-kisah yang terinspirasi dari isu-isu di Indonesia yang terbentang pada tahun 1985-2023. Cukup panjang rentang waktunya. Sehingga, akan banyak peristiwa yang bakal menjadi latar belakang cerita.
Dalam rentang waktu tersebut, kita mengalami dua era politik yang cukup besar. Yakni Orde Baru dan Reformasi. Tentunya, banyak hal yang bisa diangkat dan dijadikan setting dalam kurun waktu 38 tahun tersebut.
Joko Anwar membocorkan, tema yang diangkat akan sangat beragam. Mulai dari perorangan sampai fenomena di level dunia. "Akan ada seputar isu international gap atau menyoroti hubungan anak dan orang tua," ucapnya memberi teaser.
BACA JUGA:Siksa Kubur, Film Horor Garapan Joko Anwar yang Bikin Reza Rahardian Kembali
3. Sutradara pendatang baru
Seperti serial-serial Hollywood, Nightmares and Daydreams tidak menggunakan konsep sutradara tunggal. Joko Anwar tidak menyutradarai sendiri tujuh episode yang ada di dalamnya.
Sebaliknya, ia mengajak 3 sutradara pendatang baru loh. Mereka adalah Ray Pakpahan, Tommy Dewo, dan Randolph Zaini. Ketiganya menangani episode-episode yang membutuhkan gaya penyutradaraan khusus yang jadi spesialisasi masing-masing sineas.
Di Nightmares and Daydreams, Joko Anwar lebih bertindak sebagai kreator. Artinya, ia sebagai pemilik konsep. Namun, ia juga menulis dan menyutradarai beberapa episode.
BACA JUGA:Ambil Lagu Karya Opick untuk Siksa Kubur, Joko Anwar Ingin Pesan Filmnya Sampai
4. Produksi memakan waktu 2,5 tahun
Yuk Intip Fakta Mengenai Serial Joko Anwar’s Nightmares and Daydreams--Instagram
Pelanggan Netflix pastinya terkejut dengan pengumuman Nightmares and Daydreams pada Senin, 22 April 2024. Padahal, serial ini sudah mulai digarap sejak April 2022.
Demi Nightmares and Daydreams, Joko Anwar sebagai kreator membutuhkan waktu hingga 2 tahun lebih untuk menyelesaikan seluruh episode. Padahal, dalam periode tersebut, ia juga memproduksi Pengabdi Setan 2: Communion, menulis naskah Sri Asih, serta memproduseri Virgo and the Sparkling.
"Ya, ini jadi tantangan baru bagi saya. Karena genre Nightmares and Daydreams juga kan masih tergolong baru," jelas Joko Anwar.
"Terlebih penyelarasan artistik seperti efek spesial sangat diperhitungkan dengan matang. Sehingga produksinya memakan waktu hingga 2,5 tahun lebih," lanjut sutradara asal Medan tersebut.