Taman Hiburan Rakyat (THR) Menanti Revitalisasi

Minggu 05-05-2024,21:20 WIB
Oleh: Samidi M. Baskoro

Hal itu terbukti pada 1949, kegiatan pameran jaarmarkt ke-26 hadir lagi ketika situasi politik mulai stabil. Sejak 1950, pameran dan kegiatan budaya mulai menetap secara permanen di Jalan Kusuma Bangsa. 

Di Jalan Kusuma Bangsa, sejarah THR dimulai yang embrionya dari pameran. 

Pada rapat evaluasi dan pelaporan keuangan pada 24 April 1951, para tokoh masyarakat Kota Surabaya, antara lain, R.A.A. Nitiadiningrat (bupati Surabaya), Dul Arnowo (wali kota Surabaya), H.L. Liem, R.T. Djuwito, Lemaire, R. Sumardjo, Th.T. Liem, dan beberapa pengurus lain, bersepakat mengubah istilah jaarmarkt menjadi Pekan Raya Surabaya (PRS) yang berlanjut hingga 1960. 

Pengurus PRS sebetulnya masih ingin melanjutkan kegiatan pameran dan budaya pada 1961. Akan tetapi, harapan yayasan PRS pupus ketika pemerintah kota tidak memperpanjang kontrak yang habis pada tahun itu. 

Majalah Liberty (No. 395, Thn. IX, 1 April 1961) memberitakan ”Kotapradja Surabaja sudah mengambil keputusan untuk mendjadikan Pekan Raya Surabaja sebagai tempat hiburan jang permanen bagi penduduk Surabaja.”

Pemerintah kota Surabaya secara legal mengambilalih pengelolaan pusat hiburan. Motifnya adalah keuntungan finansial dari penyelenggaraan pameran dan kegiatan budaya menjadi pendapatan pemerintah kota. 

Berdasar Surat Keputusan Walikota Surabaya Nomor 284/K tanggal 3 Mei 1961, R.S. Hadiwinarso ditetapkan sebagai ketua tim penyelenggara tempat hiburan permanen. Pada 6 Mei 1961, tim itu menetapkan tempat hiburan baru disebut Taman Hiburan Rakyat (THR). 

Wali Kota Surabaya R. Satryo Sastrodiredjo meresmikan THR pada 19 Mei 1961. Di sanalah wahana hiburan lengkap bernuansa budaya disuguhkan setiap hari kepada warga kota. Masih banyak orang yang dapat dikonfirmasi sebagai saksi atas geliat budaya dan pusat hiburan kota itu.

 

KEGIATAN PAMERAN, BUDAYA, DAN HIBURAN

Pameran secara harfiah memajang hasil produksi atau karya seni dalam durasi tertentu. Pameran jaarmarkt dan PRS biasanya diselenggarakan pada Agustus atau September dengan durasi dua pekan. 

Pada awalnya, jaarmarkt memamerkan dan memasarkan produk atau karya-kriya kerajinan rakyat dengan tujuan penguatan ekonomi kerakyatan. 

Peserta pameran karya seni kriya datang dari berbagai kota di Jawa dan luar Jawa. Konsep penyelenggaraannya dikombinasikan dengan pementasan seni budaya seperti pertunjukan kesenian rakyat (wayang wong, ludruk, komedi stambul), permainan rakyat, sulapan, bioskop di ruang terbuka, musik, keroncong, pertandingan memanah, tenis, tinju, anggar, dan atraksi sepeda motor. 

Pertunjukan kesenian dan permainan/pertandingan tidak berdiri sendiri sebagai peristiwa tunggal, tetapi menjadi bagian yang menyatu dengan pameran. 

Kombinasi itu membentuk hubungan simbiosis mutualisme. Pameran menjadi ruang mengenalkan produk dan karya seni kriya, sementara  pertunjukan kesenian dan pertandingan digunakan untuk memeriahkan suasana. 

Itu merupakan strategi yang mampu menarik pengunjung. Animo masyarakat yang begitu kuat mendorong keterlibatan industri. Industri besar turut berpartisipasi memamerkan produknya pada 1923 hingga berakhirnya pameran jaarmarkt 1939.

Kategori :