SURABAYA, HARIAN DISWAY - Jamaah haji asal Mojokerto, Khumaidi Katijan membagikan rasa bahagianya kepada awak media. Ia mengaku masih tak percaya bisa berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji di tanah suci.
Apalagi, Khumaidi tidak berangkat haji sendiri. Ada isteri tercinta, Siti Fatimah, 45 tahun, yang juga akan menjalankan rangkaian ibadah haji.
"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur tahun ini dipanggil untuk berhaji ke Baitullah," ujar jamaah berusia 49 tahun itu.
Khumaidi dan isteri semestinya berangkat haji pada tahun 2021. Namun, pandemi Covid-19 membuat penyelenggaraan ibadah haji ditiadakan.
BACA JUGA:ITS Gagas Aplikasi MeccaBot, Solusi Jamaah Haji dan Umrah Tak Tersesat
Sehari-hari, Khumaidi bekerja sebagai pemulung. Ia mengumpulkan barang-barang bekas di TPA Karangdiyeng, Kecamatan Kutorejo.
Khumaidi mengakui, keterbatasan ekonomi sebagai seorang pemulung sempat membuatnya pesimis.
“Saya ini cuma pemulung barang bekas, biaya haji kan mahal apalagi kalau berdua,” ucap Bapak dua anak ini. Beruntung, Khumaidi tidak benar-benar menyerah.
Ia lalu bercerita bahwa keinginan untuk berhaji pertama kali datang dari sang isteri. Khumaidi berjuang keras untuk mewujudkan keinginan perempuan yang dicinta. Meskipun memang tidak mudah.
Tahun 2011 menjadi titik balik bagi mereka. Memiliki tabungan sebesar 10 juta, Khumaidi dan Siti Fatimah bertekad untuk mendaftar haji.
BACA JUGA:Laporan Haji 2024 (20): Mengecek Arah Kiblat saat Rashdul Kiblat
Setelah mendaftar, Khumaidi dan istri berusaha keras untuk menabung dan mengumpulkan dana pelunasan haji, sedikit demi sedikit.
"Dari memulung, saya bisa memperoleh uang penghasilan seratus ribu atau kalau sedang sepi ya kurang dari seratus ribu perhari," kenang Khumaidi.
Dari penghasilan tersebut, Rp 25 ribu mereka pergunakan untuk keperluan sehari-hari, sedangkan sisanya disisihkan sebagai tabungan haji.
Kini, Khumaidi dan Siti Fatimah telah sampai di tanah suci Madinah. Perjuangan mereka demi menggapai Baitullah, patut diacungi jempol. Semoga menjadi haji mabrur. (*)