Kisah Langgar Gipo (Bagian 2): Pendiri NU dan Muhammadiyah Bersemayam Dalam Satu Petak Makam

Minggu 23-06-2024,16:39 WIB
Reporter : Taufiqur Rahman
Editor : Taufiqur Rahman

Menurut cerita, keluarga Gipo terkenal kaya raya, namun semua ludes dipakai untuk perjuangan menegakkan agama dan melawan penjajah. Bisnis hotel, toko, gudang, dan ekspor-impor tak ada yang tersisa, sekedar nama di batu nisan pun mereka tak punya.

-----

TAPI mungkin itulah yang diinginkan oleh Hasan Gipo atau kakek buyutnya Abdul Latif Sagipoddin. Agar amal mereka untuk negara dan agama cukup diketahui oleh Tuhan saja. 

Mungkin juga agar makam mereka tidak “disembah” oleh anak-cucu. Mirip wasiat Pangeran Ali Rahmatullah alias Sunan Ampel, Sang Raja Surabaya yang merahasiakan kematiannya. 

Tapi Ketua Yayasan Insan Keturunan Sagipoddin (IKSA) Abdul Wahid Zein menepis keragu-raguan itu. Baginya, menemukan Hasan Gipo dan pucuk keluarga Gipo: Abdul Latif Sagipoddin adalah keharusan. 

Bukan untuk disembah, tapi agar anak cucu tidak tercerabut dari akar sejarahnya. 

BACA JUGA:Kisah Langgar Gipo (Bagian 1): Ketua PBNU Yang Hilang Ditelan Kesibukan Kalimas Udik

Tapi semua upaya menemukan catatan tertulis tentang lokasi makam Hasan Gipo sudah mentok. Satu-satunya keterangan yang dimiliki Zein cuma makam Hasan Gipo berada di satu petak yang sama dengan KH. Mas Mansur, tokoh Muhammadiyah sang Pahlawan Nasional. 


Keluarga Tsaqifuddin alias Sagipoddin alias Gipo dimakamkan di petak sebelah utara-timur laut Masjid Ampel Surabaya. Di petak ini pula, bersemayam dua pimpinan Ormas Islam terbesar di Indonesia: Ketua PBNU Hasan Gipo dan Pimpinan Muhammad Cabang Surabaya -Taufiqur Rahman/Harian Disway-

Di sebuah pagi yang cerah bulan Desember, saya dan Wahid Zein berjalan menyusuri Gang Ampel Mulia dalam pertemuan kedua kami, “Pekerjaannya gimana pak?” saya memulai obrolan. 

“Ya terpaksa izin mas,” jawabnya. Saya tak melanjutkan. Sepertinya beliau mengorbankan waktu yang cukup penting hanya untuk menemani saya memelototi makam-makam bisu di Ampel.

Mungkin orang akan bertanya-tanya, bagaimana bisa Ketua PBNU dimakamkan di kuadran yang sama dengan Pimpinan Muhammadiyah Surabaya, Ketua Majelis Tarjih pula, lembaga ijtihad yang terkenal pernah punya pendirian yang “berseberangan” cukup keras dengan amaliyah-amaliyah NU. 

BACA JUGA:Renovasi Rampung, Langgar Gipo Diresmikan Jadi Cagar Budaya dan Destinasi Wisata Religi Surabaya

Jawaban yang saya temukan cukup mengejutkan: KH Mas Mansyur adalah pria berdarah Gipo! Ia masih sepupu ketua PBNU Hasan Gipo. 

Hasan Gipo adalah putra dari Abdullah bin Tarmidzi. Abdullah memiliki adik perempuan bernama Roudloh yang diperistri oleh KH Ahmad Marzuki, Ayah dari KH Mas Mansyur yang juga menurunkan keluarga Pesantren Ndresmo, Sidosermo, Surabaya. 

Kategori :