HARIAN DISWAY - Israel kembali melancarkan serangan di utara Jalur Gaza pada Seni, 8 Juli 2024 kemarin.
Serangan ini dilakukan saat Qatar dan Mesir tengah bersiap untuk menjadi tuan rumah diskusi gencatan senjata minggu ini.
Pemimpin Hamas yang berbasis di Qatar Ismail Haniyah mengatakan bahwa aksi Israel ini dapat menggagalkan rencana gencatan senjata yang akan dilakukan.
Sementara itu, juru bicara militer Israel menyerukan warga distrik Sabra, Rimal, Tal Al-Hawa dan Al-Daraj untuk segera mengungsi
Pasukan Israel menerobos masuk pusat kota menggunakan tank, jet tempur, juga pesawat tak berawak.
Total peringatan evakuasi sudah mencapai tiga kali peringatan. Mau tak mau, warga sipil berhamburan melarikan diri meski sudah tak tahu di mana zona aman itu berada.
Pihak Hamas sendiri menerangkan bahwa sebelum peringatan evakuasi itu diluncurkan, serangan Israel sudah melayangkan banyak nyawa maupun tubuh warga sipil yang luka-luka di berbagai penjuru kota.
BACA JUGA:Boikot Produk Israel: Aktivis Palestina Rilis Daftar Substitusi yang Aman Dikonsumsi
Hamas juga beranggapan bahwa PM Israel Benjamin Netanyahu sengaja melakukan hal tersebut agar gencatan senjata kembali gagal.
Netanyahu sendiri sudah berulang kali didesak oleh ribuan demonstran yang bertengger di sekitar kediamannya untuk segera memulangkan para sandera yang masih berada di pihak Hamas, seperti pada Minggu 7 Juli kemarin.
Di sisi lain, pada hari yang sama, menurut Keuskupan Yerusalem dari Gereja Episkopal Israel memaksa agar Rumah Sakit Al-Ahli Arab Kota Gaza juga dievakuasi setelah menembakkan beberapa tembakan yang ukurannya besar dari pesawat tak berawak.
Dengan ditutupnya rumah sakit tersebut, banyak kecemasan yang dirasakan warga setempat karena bingung orang yang sakit maupun terluka harus dibawa ke mana.
Mirisnya, PBB telah mengeluarkan pernyataan bahwa hanya sebagian rumah sakit di Gaza yang masih berfungsi, itu pun berfungsinya juga hanya sebagian.
Tak hanya total rumah sakit yang semakin menipis, para warga sipil yang mengungsi harus menghadapi krisis kebutuhan kemanusiaan, seperti air minum yang layak dikonsumsi.