Iran Percepat Produksi Rudal, Targetkan 2.000 Peluncuran Sekaligus Hadapi Israel

Iran Percepat Produksi Rudal, Targetkan 2.000 Peluncuran Sekaligus Hadapi Israel

Warga Iran mengunjungi pameran yang menampilkan prestasi rudal dan drone di Tehran pada 12 November 2025.-Atta Kenare-via AFP

HARIAN DISWAY - Iran dilaporkan sedang mempercepat produksi rudalnya dengan ambisi mampu memiliki kapasitas untuk menembakkan hingga 2.000 rudal sekaligus jika terdapat konfrontasi berikutnya dengan Israel.

Strategi ini diyakini sebagai taktik Teheran untuk menembus sistem pertahanan canggih milik Israel.

Menurut laporan The New York Times, peningkatan aktivitas ini terjadi hanya berselang beberapa bulan dari perang yang terjadi selama 12 hari pada bulan Juni lalu. Dalam konflik tersebut, Iran diketahui meluncurkan sekitar 500 rudal.

Tindakan Iran saat itu dipicu oleh serangan Israel terhadap infrastruktur krusial, pangkalan militer, dan fasilitas nuklir mereka. Saat ini, pabrik-pabrik rudal Iran dikabarkan beroperasi penuh selama 24 jam untuk memenuhi target produksi yang agresif tersebut.

BACA JUGA:Iran Siap Negosiasi Nuklir dengan Negara-Negara Eropa di Istanbul

Direktur Proyek Iran Ali Vaez, di International Crisis Group pada Selasa, 11 November 2025 menjelaskan bahwa langkah ini merupakan tidakan pencegahan jika kejadian pada bulan Juni terulang.

"Jika terjadi perang lagi, mereka (Iran) berharap dapat menembakkan 2.000 rudal sekaligus untuk melumpuhkan pertahanan Israel, bukan 500 selama 12 hari seperti pada bulan Juni," kata Ali.


Petugas darurat memeriksa kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan rudal Iran terhadap sebuah bangunan di Beersheba, Israel selatan, pada 24 Juni 2025. Israel menyatakan pada 24 Juni bahwa mereka telah menyetujui proposal Presiden AS Donald Trump untuk ge-John Wessels-via AFP

Program rudal Iran yang berkembang sangat cepat ini menimbulkan peningkatan ketegangan di Timur Tengah. Para analis berpendapat jika Teheran sukses mencapai kapasitas tembak sebesar itu, sistem pertahanan berlapis Israel dapat menghadapi tekanan berat yang belum pernah ada sebelumnya.

Kebijakan ini diambil oleh Iran di tengah mandeknya negosiasi nuklir. Selain itu, langkah ini bertepatan dengan kembali digaungkannya kebijakan "tekanan maksimum" oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

BACA JUGA:Netanyahu Sebut Israel Menang Lawan Iran, Buka Peluang Bebaskan Sandera di Gaza

Akselerasi produksi rudal ini juga mencerminkan kondisi Iran yang semakin terisolasi secara diplomatik dari negara-negara Barat. Serta mulai goyahnya dukungan dari negara-negara arab lainnya seperti Arab Saudi, Mesir, dan UEA karena mempererat hubungan mereka dengan Washington.

Situasi ini pada akhirnya mendorong Teheran untuk lebih mengandalkan kekuatan internalnya. Pengembangan rudal dan aktivitas nuklir domestik kini dijadikan semacam "jaminan keamanan" untuk mengimbangi berkurangnya pengaruh diplomatik mereka di kawasan.

Di mata Israel, progres teknologi rudal dan nuklir yang dicapai Iran dipandang sebagai ancaman langsung terhadap eksistensi negara mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: