Awal Golden Years Sepak Bola Spanyol?

Sabtu 13-07-2024,21:43 WIB
Oleh: I Basis Susilo

GOL pertama Spanyol ke gawang Prancis di semifinal Rabu dini hari, 10 Juli 2024, dicetak remaja 16 tahun, Lamine Yamal. Ia berlari, menggoyang-goyangkan kepalanya kegirangan. Ia tak sadar bahwa ia barusan mematahkan rekor 66 tahun gol Pele saat Brasil mengalahkan Prancis di Piala Dunia 1958. 

Gol Yamal –yang waktu bayi pernah digendong Messi– mengisyaratkan bahwa sepak bola Spanyol akan kembali berjaya setelah pernah menapaki golden years pada 2008–2012.

Final Euro 2024, Senin dini hari, 15 Juli 2024, amat berarti bagi dua timnas yang berlaga. Inggris, bila menang, akan mencetak sejarah baru. Menjuarai Euro untuk kali pertama. Spanyol, bila menang, bisa menjadi awal dari tahun-tahun keemasan (golden years) yang kedua. Mengulangi golden years-nya di tahun 2008–2012.

BACA JUGA: Final Euro 2024 Spanyol vs Inggris: Harry Kane Buru Sepatu Emas Kedua!

BACA JUGA: Final Euro 2024: Spanyol Waspada, Inggris Ingin Pecahkan Kutukan!

Tahun-tahun emas pertama sepak bola Spanyol berlangsung 2008 sampai 2012. Betapa tidak! Empat juara di tingkat Eropa dan satu juara Piala Dunia! Spanyol juara Euro 2008 di Austria. Spanyol juara Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Spanyol juara Euro U-19 2011 di Rumania. Juga, juara Euro U-21 2011 di Denmark. Pun, Spanyol juara Euro lagi setelah menang telak (4-0) atas Italia pada final 2012 di Ukraina.

Golden years itu bukan kebetulan. Itu dilatarbelakangi pembinaan, semangat, orang-orang, kebijakan, strategi, dan taktik tertentu yang cocok dengan situasi dan kondisi saat ini. Setidaknya ada tiga hal yang bisa kita catat: penggabungan total football dan tiki-taka, pembibitan secara modern, serta kebijakan liga.

TOTAL FOOTBALL DAN TIKI-TAKA

Penggabungan total football dan tiki-taka mendasari obsesi untuk membangun tim nasional yang tangguh sejak awal 1980-an. Pengaruh pemain dan pelatih Johan Cruyff (asal Belanda) di Barcelona itu menginjeksi total football ala Belanda. Dengan fisik dan kecepatan yang jauh dari memadai untuk total football, Spanyol belum mampu menjuarai turnamen internasional. 

BACA JUGA: Inggris Jadi Raja Comeback di Euro 2024: Spanyol Korban Berikutnya?

BACA JUGA: William Saliba Akui Spanyol Lebih Baik dari Prancis

Pada 2006, saat tim Spanyol kalah oleh Prancis (0-3) dalam Piala Dunia di Jerman, pelatih Luis Aragones menyimpulkan bahwa selain fisik dan kecepatan, tim harus selalu bisa menggabungkan gaya total football asal Belanda, tetapi harus dipadukan dengan kekhasan lokal Spanyol, yaitu tiki-taka, yang mengutamakan umpan dan gerakan pendek-pendek untuk menerobos pertahanan lawan.

Untuk itu, diperlukan pemain-pemain yang muda atau yang punya penguasaan bola dan stamina prima. Tahun-tahun berikutnya adalah pelatihan dan penerapan campuran total football dan tiki-taka. Dengan pilihan bulat itu, dasar kekuatan sepak bola Spanyol dibangun dan dikembangkan.

PEMBIBITAN MODERN

Pembibitan secara modern dimulai di klub-klub di Spanyol. Tiap klub punya akademi atau sekolah sepak bola yang menjadi bibit-bibit untuk klub tersebut dan klub-klub lain di Spanyol maupun di negara-negara Eropa Barat lainnya. Dua yang terkenal dan diakui terbaik oleh FIFA adalah La Masia, sekolah sepak bola punya Barcelona, dan La Fabrica milik Real Madrid. 

Kategori :