Tyo melihat tumpukan kain di kali. Di sana ia melihat seekor biawak besar sedang mencabik-cabik sesuatu di kain merah. Karena penasaran, Tyo mendekati biawak. Setelah dekat, ia tahu bahwa kain merah itu adalah mayat pria berjaket merah. Itulah mayat Waryanto, sedang digerogoti biawak.
Sania: ”Waktu ditemukan, ia pakai jaket merah celana panjang cokelat. Pakaian itu sama dengan yang saya lihat ia pakai pada Senin pagi.”
Kesaksian Sania itu salah satu yang penting. Dari dia, bisa ditafsirkan bahwa Waryanto bekerja pada Senin, lantas ia tidak pulang lagi. Sebab, pertama, Sania tidak melihat Waryanto pulang. Kedua, pakaian Waryanto sama dengan saat ia berangkat kerja Senin pagi.
Walaupun bisa saja tidak begitu. Misalnya, saat Waryanto pulang, Sania tidak melihatnya. Atau, Waryanto mengenakan pakaian yang sama antara saat ia berangkat kerja Senin pagi sampai dibunuh.
Belum diketahui waktu pembunuhan. Jika merujuk kesaksian Sania, berarti waktu pembunuhan antara Senin, 15 Juli 2024, setelah pukul 16.00 WIB, atau setelah Waryanto pulang kerja (sebab, tidak ada kesaksian bahwa Waryanto pada hari itu pulang kerja lebih cepat dari biasa). Sampai sebelum mayat ditemukan, Rabu, 17 Juli 2024, sekitar pukul 16.00 WIB. Atau, sekitar 2 x 24 jam. Rentang waktu yang panjang. Tugas polisi mencari info, mempersempit rentang itu.
Sania sudah diperiksa polisi. Dia termasuk 27 saksi yang sudah dimintai keterangan polisi. Pastinya, kesaksian Sania diuji silang dengan kesaksian para saksi lain.
Polisi belum banyak memberikan keterangan perkembangan penyelidikan kepada pers. Polisi masih fokus mencari target calon tersangka. Sepertinya, pembunuhan dengan korban dibuang ke air kali ini tidak sesulit kasus sejenis. Sebab, lingkup gerakan korban sempit. Cuma di sekitar situ. Rumah, kantor, dan TKP penemuan mayat. Pada radius tidak sampai 100 meter.
Polisi tinggal mencari orang terakhir yang bertemu Waryanto saat hidup. Dari situ penyelidikan bakal berkembang. (*)