BACA JUGA:Prancis Minta Maaf atas Parodi The Last Supper di Opening Ceremony Olimpiade, Tapi Ngeles Begini
Rekan setim Paige, Denilson Cyprianos yang juga seorang perenang Zimbabwe, percaya bahwa seragam barunya akan mempengaruhi performanya secara positif. “Ini pasti akan meningkatkan kepercayaan diri saya,” jelas Denilson.
“Rasa nyaman sangat penting dalam olahraga. Dengan seragam yang nyaman, Anda akan terlihat prima dan siap untuk berenang dengan cepa,” lanjut Denilson.
Atlet lain yang mendapatkan manfaat dari program ini adalah Fe'ofa'aki Epenisa, petinju wanita pertama dari Tonga yang akan berkompetisi di Olimpiade.
“Ini membuat saya merasa sangat didukung. Saya awalnya akan bertanding dengan sepatu latihan lama saya yang sudah usang. Sekarang, saya akan bertanding dengan perasaan dan penampilan yang baik,” kata Epenisa.
Program Dukungan Seragam NOC pertama kali diperkenalkan pada Olimpiade Rio 2016 untuk memenuhi kebutuhan NOC dalam menyediakan pakaian kompetisi yang sesuai bagi atlet mereka.
BACA JUGA:Bukan Amerika, Korsel Puncaki Klasemen Sementara Olimpiade Paris 2024!
Sejak saat itu, inisiatif ini telah diterapkan dalam empat Olimpiade berikutnya, baik Musim Panas maupun Musim Dingin, memberikan pakaian standar Olimpiade kepada lebih dari 1.500 atlet dari 94 NOC di lima benua.
“Program seperti ini sangat penting. Banyak negara yang tidak memiliki sumber daya untuk menyediakan peralatan bagi atlet mereka, jadi atas adanya progran ini kami diberikan kesempatan untuk berada di level yang sama dengan tim-tim besar sangat luar biasa,” kata Paige van der Westhuizen.
Denilson Cyprianos menambahkan bahwa dampak program ini melampaui Olimpiade dan bisa menjadi sumber inspirasi bagi atlet muda di negaranya.
“Kadang-kadang kita sedikit tertinggal, dan upaya untuk mendorong kita maju yang diberikan oleh NOC sangat memotivasi. Ini juga bis memotivasi anak-anak yang lebih muda di generasi berikutnya,” lanjutnya.
*) Mahasiswa Politeknik Negeri Malang, Mahasiswa Magang Regular Harian Disway