Harmoni Unik Morin Khuur, Alat Musik Warisan Budaya Mongolia Dalam

Selasa 30-07-2024,12:08 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Di stepa luas dan berangin di wilayah otonom Mongolia Dalam, tradisi nomaden terjalin dengan denyut alam. Antara masyarakat dan musik mereka. Terjalin dalam melodi memikat morin khuur. Alat musik tradisional bersenar dua itu hingga kini masih lestari. 

Nada-nada indah morin khuur bergema. Digunakan untuk mengiringi khoomei atau nyanyian tenggorokan. Gaya vokal yang ditandai dengan overtone harmonik, yang semakin meningkatkan kedalaman dan resonansi emosional musik etnis Mongolia.

Meskipun terjadi modernisasi dan urbanisasi, morin khuur tetap menjadi bagian yang dihargai dalam kehidupan sehari-hari banyak keluarga etnis Mongolia. Alat musik ini juga diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan. 

BACA JUGA:Rayakan Tahun Baru, Warga Tengger Berlomba Bunyikan Musik Tradisi Menuju Gunung Bromo


Harmoni Unik Morin Khuur, Alat Musik Warisan Budaya Mongolia Dalam. Pengrajin morin khuur Ulji (kanan) mewariskan kerajinan tradisional itu pada putranya, Tulguur (kiri).-China Daily-chinadaily.com.cn

Diajarkan di sekolah-sekolah sebagai bagian dari upaya melestarikan warisan budaya dan mempromosikan pendidikan musik tradisional, mewariskan teknik musikal dan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Morin khuur masuk dalam Daftar Perwakilan Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO pada tahun 2008 (awalnya diumumkan pada tahun 2003).

Menurut laporan dari Pusat Perlindungan Warisan Budaya Takbenda Mongolia Dalam, sejarah morin khuur dapat ditelusuri kembali pada era Dinasti Tang (618-907) dan Song (960-1279), dan menjadi populer pada masa Genghis Khan (1162-1227).

BACA JUGA:Sholawat Camp 2024 Sukses Digelar, Hadirkan Salawat Tradisional hingga Modern

Saat dunia berkembang dan modernitas mengikis tradisi kuno, morin khuur tetap menjadi pengingat akan semangat abadi dan kekayaan budaya etnis Mongolia. Melodinya menggema sepanjang waktu. Membawa cerita, mimpi, dan aspirasi dari masyarakat yang terhubung erat dengan tanah mereka, kuda mereka, dan satu sama lain.

Ulji, seorang pembuat morin khuur berusia 65 tahun, aktif melestarikan warisan tersebut. Ia merupakan pemilik bengkel morin khuur di Hohhot, ibu kota wilayah otonom Mongolia Dalam, Ulji menerima sekitar 3 ribu pesanan setiap tahun dari dalam dan luar negeri. 

Ulji tertarik pada alat musik tersebut sejak kecil, berkat ayah dan kakeknya, yang keduanya adalah pembuat morin khuur.

BACA JUGA:Nation Star Academy Kenalkan Tradisi pada Mahasiswa Asing: Pahami Kebersamaan dari Gamelan


Harmoni Unik Morin Khuur, Alat Musik Warisan Budaya Mongolia Dalam. Galeri Ulji di Mongolia Dalam. Memajang berbagai model morin khuur karyanya.-China Daily-chinadaily.com.cn

"Mereka juga memainkan alat musik, seperti morin khuur dan sihu, alat musik gesek dengan empat senar, dan saya sering mendengarkan lagu-lagu yang mereka mainkan di rumah," kata Ulji.

Pada tahun 1978, ia mulai belajar membuat morin khuur dan tujuh tahun kemudian, ia menyelesaikan alat musik pertamanya. Didorong oleh hasrat mendalam terhadap budaya etnis, ia tetap teguh dalam dedikasinya terhadap kerajinan itu selama empat dekade.

Kategori :