Ditemani oleh band yang terdiri dari 120 musisi, termasuk Naren Mandal, putra tertua Ulji, yang memainkan alat musik lain buatan ayahnya. Chi Bulag memukau penonton global dengan penampilannya yang penuh semangat.
Bagi Ulji, setiap alat musik yang dibuatnya diperlakukan seperti anak sendiri. Meskipun ada puluhan langkah teliti dalam proses pembuatan, ia tidak pernah merasa bosan.
"Ketika saya berada di bengkel dan membuat alat musik, fokus saya hanya pada melaksanakan setiap langkah dengan sempurna," katanya.
BACA JUGA:Jejak Evolusi Rekaman Musik Menuju Dominasi Aplikasi Pemutar Musik Modern
Dedikasinya memiliki dampak besar pada anak-anaknya. Tulguur, putra bungsu Ulji, mengenang masa kecilnya yang dihabiskan dengan mengamati ayahnya membuat alat musik di bengkel.
"Ayah mengajarkan saya seni membuat morin khuur dan mengajari saya cara memainkannya. Ini adalah tradisi keluarga yang mendalam di dalam diri saya," kata Tulguur.
"Meskipun teknologi membawa kemudahan dalam proses pembuatan, ayah saya tetap berkomitmen pada kerajinan tangan. Dia selalu menekankan bahwa hanya melalui tangan kita benar-benar bisa merasakan alat musik dan menghasilkan suara yang diinginkan."
BACA JUGA:Pentas Kentrung dan Musik Kontemporer di Dekesda Disajikan Minimalis dengan Dialog Jenaka
Ulji dan bengkelnya ingin terus melestarikan berbagai alat musik tradisional kelompok etnis Mongolia dan mengadvokasi musik rakyatnya. (Guruh Dimas Nugraha)