PASCA diresmikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada Juni 2024, Kota Lama Surabaya kini menjadi magnet dan jujukan baru warga yang ingin menikmati vibes kota kolonial. Diterangi kilau cahaya lampu antik yang bertebaran di sudut-sudut taman ketika malam, wisatawan seakan diajak kembali menerawang ke masa silam, saat denyut nadi kehidupan kota tak pernah berhenti.
Ada kawasan kuliner pecinan, Kya-Kya. Kemudian, pengunjung bisa menikmati atmosfer Timur Tengah di kawasan Arab, di Ampel. Lantas, bergeser lagi ke kawasan bernuansa kolonial Belanda.
Sebuah hamparan kawasan yang memenuhi aspek historic urban landscape. Lanskap kota bersejarah merupakan hasil dari perlapisan dan terjalinnya nilai-nilai budaya dan alam dari waktu ke waktu yang meliputi struktur kota, topografi, nilai sosial, dan proses ekonomi serta pengaturan geografisnya.
BACA JUGA: Revitalisasi Kota Lama, Merajut Imajinasi Bernuansa Oud Soerabaia
Revitalisasi Kota Surabaya kini masih sedang dalam taraf penggarapan. Sebagaimana tekad wali kota Surabaya, penataan ulang area kota lama bertujuan menawarkan pengalaman yang baru dan fresh dengan menggabungkan aspek edukasi dan entertainment, mengundang partisipasi aktif dari berbagai komunitas, pencinta hobi, dan sektor swasta.
Didorong oleh usaha keras demi pemulihan dan optimalisasi struktur cagar budaya ”puing-puing” kota lama, yang merangkum sejarah Kota Surabaya mulai abad ke-18 hingga ke-20. Revitalisasi itu melibatkan berbagai aspek, termasuk perbaikan infrastruktur, peningkatan fasilitas umum, dan promosi kawasan sebagai destinasi wisata bersejarah berkonsep edutainment.
Sejalan dengan misi UNESCO pada kesempatan World Urban Forum di Napoli, Italia, 2012, ”cagar budaya benda dan tak benda adalah sumber ikatan sosial, keragaman, dan penggerak kreativitas, inovasi dan regenerasi perkotaan maka semua pihak terkait harus berbuat lebih untuk manfaatkan kelebihan tersebut”.
BACA JUGA: Roode Brug Soerabaia Gelar Teatrikal Pertempuran Kedung Klinter
BACA JUGA: Begandring Soerabaia dan Napak Tilas Jejak Tionghoa Peranakan Surabaya
Cagar budaya perkotaan merupakan sumber daya kunci dalam meningkatkan kelayakan huni daerah perkotaan. Sekaligus mendorong pembangunan ekonomi dan kepaduan sosial dalam dunia yang terus berubah.
Misi revitalisasi dan konservasi mengajak semua pihak terlibat lebih banyak dalam upaya pelestarian, meningkatkan kepedulian, dan mencari skema yang inovatif. Dengan aktif melibatkan sektor publik, swasta dan masyarakat kota, bersejarah dan kontemporer, niscaya terlestarikan dan terapresiasi.
Kunci untuk memahami dan mengelola setiap lingkungan perkotaan bersejarah adalah pengakuan bahwa kota bukan hanya monumen statis atau sekelompok bangunan, tetapi juga tunduk pada kekuatan dinamis dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya yang membentuk dan terus membentuknya.
BACA JUGA: Belajar Sejarah di Tugu Pahlawan: Roode Brug Soerabaia Bikin Merinding
BACA JUGA: Roodebrug Soerabaia Susuri Jejak Soekarno Pakai Sepur Kelinci