Roode Brug Soerabaia Gelar Teatrikal Pertempuran Kedung Klinter

Roode Brug Soerabaia Gelar Teatrikal Pertempuran Kedung Klinter

Penampilan Komunitas Roode Brug Soerabaia pada Teatrikal Pertempuran Kedung Klinter yang berlangsung di Lapangan Monumen Tugu Pahlawan, Minggu, 19 Maret 2023.-Satrio Sudarso untuk Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Aksi heroik pertempuran 10 November 1945 kembali diperagakan oleh Komunitas Roode Brug Soerabaia, Minggu, 19 Maret 2023. Berfokus pada pertempuran pemuda Kedung Klinter, teatrikal itu dihelat di Lapangan Monumen Tugu Pahlawan Surabaya.

 

“Ini diambil dari kisah nyata yang terjadi di Kedung Klinter,” papar sang sutradara Satrio Sudarso.

 

Titik awal peran pemuda Kedung Klinter dimulai dari penyerbuan langsung dengan mengepung gudang senjata di Don Bosco. Lalu dilanjut penyerangan di Markas Kempetai. Mereka terlibat penyerangan dari arah Gedung Bioskop Rivoli ke arah Gedung Kempetai yang saat ini menjadi Tugu Pahlawan.

 

BACA JUGA:Apa Jadinya Liga Inggris Tanpa VAR: Manchester United Turun Dua Peringkat, Arsenal Tetap di Puncak

BACA JUGA:Daftar 10 Bintang Sepak yang Tetap Puasa saat Tanding, ada Benzema dan Mohamed Salah

 

Peran kedua, yakni memperagakan kejadian pada akhir Oktober 1945. Kala itu, tentara Inggris melaju dari Blauran ke Kedungdoro, dan berhenti di daerah Kedung Klinter. Pasukan Inggris yang kalah personel itu pun diserang oleh pemuda Kedung Klinter dan sekitarnya. Akhirnya Inggris memutuskan untuk mundur.

 


Penampilan Komunitas Roode Brug Soerabaia pada Teatrikal Pertempuran Kedung Klinter yang berlangsung di Lapangan Monumen Tugu Pahlawan, Minggu, 19 Maret 2023.-Satrio Sudarso untuk Harian Disway-

 

Cerita berlanjut ke baku tembak yang menyebabkan gugurnya Brigadir Mallaby. Tewasnya pemimpin tentara Sekutu di Surabaya itu memicu terjadinya perang 10 November 1945. 

 

Waktu itu, sekelompok tentara Inggris yang mengendarai tank berhenti di Bengkel Bumen. Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan pemuda Kedung Klinter ingin menembakkan dengan senapan mesin. Tak diduga, senapan tersebut macet. Pihak Inggris yang mengetahui hal itu pun langsung menyerang dengan membabi buta.

 

Pertempuran antara pemuda Kedung Klinter dan penjajah kala itu diperagakan oleh para anggota komunitas dengan apik. Suara petasan yang menggantikan suara tembakan membuat suasana pertempuran semakin terasa.

 

Banyaknya pejuang yang tewas memaksa menyerah. Pihak pejuang juga dipukul mundur melalui peperangan skala kecil di gang-gang sekitar Kedung Klinter. Senandung Gugur Bunga menambah kesan haru. Diikuti datangnya gadis-gadis yang membawa bendera merah putih.

 

Teatrikal pun diakhiri setelah semua pemeran melakukan penghormatan kepada para pahlawan. Ramai tepuk tangan penonton seakan puas pada teatrikal yang mereka suguhkan.

 


Penghormatan kepada para pahlawan oleh para pemeran Teatrikal Pertempuran Kedung Klinter, Minggu, 19 Maret 2023.-Tanaya Az Zhara-

 

“Bangga sekali kampung saya diperkenalkan di teatrikal ini. Yang sebelumnya asing dengan Kedung Klinter, sekarang jadi tahu bahwa ini lho sesepuh kami yang juga punya peran besar di pertempuran 10 November,” ujar Kirana Indah, salah satu penonton yang merupakan warga Kedung Klinter.

 

Kedung Klinter memang menjadi pilihan yang tepat untuk diangkat dan diperkenalkan ke khalayak. Satrio mengungkapkan bahwa Komunitas Roode Brug Soerabaia berusaha mengangkat sejarah-sejarah lokal Surabaya. 

 

“Sebelumnya sukses mengangkat daerah Mulyorejo. Sekarang Kedung Klinter, dan kami akan angkat daerah-daerah lainnya,” tambahnya.

 

Melibatkan kurang lebih 40 anggota komunitas, Teatrikal Pertempuran Kedung Klinter ini didukung oleh Community of Arek Kedung Klinter (CAK) dan komunitas reenactor De Mardijkers Surabaya.

 

BACA JUGA:Series Jejak Naga Utara Jawa (45) : Rasa Tionghoa pada Canting dan Malam

BACA JUGA:Jika Ditangkap, Trump ’’Ukir’’ Sejarah

 

Roode Brug Soerabaia merupakan kumpulan dari orang-orang yang menyukai tentang sejarah dan perjuangan bangsa Indonesia, khususnya yang terjadi di Surabaya. Eksis sejak 2010, komunitas ini melakukan banyak kegiatan. Seperti diskusi sejarah dan perjuangan, mengunjungi tempat bersejarah, pembuatan film dokumenter, pentas teatrikal perjuangan, aksi sosial dan sebagainya.

 

Sejak 2013, Roode Brug Soerabaia dipercaya tampil di Tugu Pahlawan. “Yang mengadakan teatrikal ini Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya. Melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember, lalu pelaksanaannya oleh komunitas,” kata Satrio.

 

Pria yang juga merupakan pengurus komunitas Roode Brug Soerabaia itu berharap teatrikal-teatrikal ini bisa membangkitkan semangat nasionalisme para generasi muda dan agar selalu cinta tanah air, khususnya Kota Surabaya. (Tanaya Az Zhara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: