Menakar Peluang Kamala Harris melawan Donald Trump: Berpotensi tapi Tetap Berat

Senin 05-08-2024,17:00 WIB
Reporter : Elsa Amalia Kartika Putri
Editor : Noor Arief Prasetyo

HARIAN DISWAY – Kamala Harris dipastikan akan memenangkan pemilihan internal Partai Demokrat sebagai calon presiden AS. Tetapi, lawan terbesarnya adalah Donald Trump, dedengkot Partai Republik, yang sudah siap bertarung pada November 2024.

Naiknya posisi Harris memang membawa semangat baru bagi Partai Demokrat. Tetapi, itu juga mengungkap kelemahannya yang selama ini tertutupi: hasil jajak pendapat tentangnya tak terlalu oke. Sedikit tertinggal dari Trump.

Semangat baru Demokrat itu tampak dalam naiknya donasi dari pendukung. Menurut tim kampanye Harris, calonnya mengumpulkan lebih dari USD 80 juta (sekitar Rp 1,3 triliun) dalam waktu 24 jam. Itu sejak pengumuman mundurnya Joe Biden.

Donasi itu adalah yang terbesar dalam satu hari yang bisa diperoleh semua kandidat dalam rangkaian pemilu ini.


DUKUNGAN WARGA San Fransisco untuk Kamala Harris, sesaat setelah Joe Biden mundur dari pencalonan, 22 Juli 2024.-LOREN ELLIOTT-GETTY IMAGES VIA AFP-

Selain itu, Harris juga masih mengantongi hampir USD 100 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun. Duit itu adalah warisan dari pundi-pundi penggalangan dana Biden-Harris sebelumnya. Artinya, Harris punya landasan finansial yang kuat untuk kampanye berikutnya.

BACA JUGA:Makin Panas, Gara-Gara Tidak Hadiri Pidato Netanyahu, Trump Tuduh Kamala Harris Antisemit!

BACA JUGA:Kamala Harris Maju Jadi Calon Presiden AS, Persis Ramalan Kartun The Simpsons

Jika Harris menjadi calon presiden, pupuslah salah satu senjata ampuh Partai Republik selama ini. Yakni, serangan terhadap usia presiden. Sebab, selama ini Trump dan anak buahnya selalu mengejek Biden yang berumur 81 tahun sebagai orang yang tidak cocok memimpin AS.

Dalam usia 59 tahun, pasti Harris akan jauh lebih gesit dan lincah ketimbang Donald Trump yang berumur 78 tahun. Jika menang nanti, Trump adalah presiden tertua AS sepanjang sejarah pemilu.


SENYUM KAMALA Harris saat berkampanye di Wilmington, Delaware, 22 Juli 2024.-ERIN SCHAFF-AFP-

Harris mungkin dapat memperoleh dukungan dari pemilih kulit hitam. Menurut jajak pendapat, kalangan kulit hitam itu agak menjauh dari Biden beberapa tahun terakhir.

Jika Harris bisa merangkul mereka, dia akan bisa punya modal besar seperti saat Barack Obama menang pada 2008 dan 2012. Ketika itu, Obama punya banyak dukungan dari kalangan minoritas dan pemilih muda.

Modal itu, jika dipakai secara tepat, akan bisa membantu Harris melawan Trump di beberapa negara bagian penting.

BACA JUGA:Polemik Usia Tua Presiden AS Joe Biden (1) : Keseleo Lidah, Kamala jadi Trump, Zelensky jadi Putin

Kategori :