Menakar Peluang Kamala Harris melawan Donald Trump: Berpotensi tapi Tetap Berat

Senin 05-08-2024,17:00 WIB
Reporter : Elsa Amalia Kartika Putri
Editor : Noor Arief Prasetyo

BACA JUGA:Ke AS, Jokowi Bertemu Elon Musk, Kamala Harris, dan Biden

Latar belakang Harris sebagai jaksa juga dapat meningkatkan kredibilitasnya dalam menangani kejahatan. Itu bisa menjadi keuntungan dalam kampanye melawan Trump. 

Wakil presiden juga memegang peran penting dalam advokasi isu aborsi. Hal tersebut menjadi salah satu isu paling ampuh dalam memotivasi basis Demokrat dalam pemilu baru-baru ini.

Meskipun Harris memiliki banyak potensi kekuatan, ada alasan mengapa beberapa anggota Partai Demokrat awalnya enggan mendorong Biden untuk mundur, mengingat calon wakil presidennya jelas akan menjadi penerusnya. Rekam jejak Harris sebagai wakil presiden beragam, terutama dalam menangani krisis migrasi di perbatasan AS-Meksiko. Hal itu menimbulkan kritik dan serangan dari Partai Republik.

Selain itu, Harris juga memiliki rekam jejak yang buruk sebagai kandidat. Pencalonannya di Senat pada 2016 tidak menghadapi perlawanan signifikan dari Partai Republik di California yang sangat demokratis. Sementara pencalonannya sebagai presiden dari Partai Demokrat pada 2020 berakhir dengan kegagalan.

Tantangan terbesar bagi Harris adalah bahwa, tidak seperti presiden, dia bukanlah petahana. Dia harus berusaha keras untuk memberikan kesan pertama yang baru kepada publik Amerika dan membuktikan bahwa dia mampu bersaing di panggung terbesar dalam politik Amerika.

Jika dia gagal, hal itu dapat membuka pintu bagi perebutan kekuasaan yang berkepanjangan hingga konvensi nasional Partai Demokrat pada akhir Agustus. Hal tersebut bisa mengakibatkan partai bersatu mendukung kandidat lain atau terpecah belah.

Kamala Harris telah berhasil mencapai tiketnya ke panggung terbesar dalam politik Amerika. Sekarang dia harus menunjukkan bahwa dia mampu bersaing. (*)

 

Kategori :