Mendengar Media Digital: Perbincangan Skripsi dan Tugas Akhir

Jumat 09-08-2024,09:01 WIB
Oleh: Irwan Dwi Arianto*

Program orientasi untuk mahasiswa baru juga harus mencakup informasi tentang integritas akademik dan kebijakan antijoki. Dukungan akademik yang lebih baik harus disediakan, termasuk layanan konsultasi akademik dan program mentorship. 

Yakni, mahasiswa senior atau dosen membimbing mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akademik. Dengan dukungan itu, mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan tugas mereka dengan lebih baik tanpa tergoda menggunakan jasa joki.

Penggunaan teknologi juga menjadi kunci dalam mengatasi praktik joki. Kampus dapat menggunakan perangkat lunak antiplagiarisme untuk memeriksa keaslian tugas atau skripsi mahasiswa. 

Pelatihan penggunaan teknologi itu bagi mahasiswa dan dosen akan meningkatkan kesadaran dan keterampilan dalam menulis karya asli. Platform manajemen tugas online dapat digunakan untuk penugasan dan pengawasan tugas mahasiswa, memungkinkan dosen untuk memantau progres tugas secara real time. 

Pengawasan interactive (panopticon), investigasi yang transparan, dan kampanye kesadaran tentang pentingnya integritas akademik. Kampus dapat membangun budaya integritas yang kuat dan mengurangi praktik joki secara signifikan.

Dalam konteks kajian Foucault, praktik joki dapat dilihat sebagai bentuk resistansi terhadap mekanisme pengawasan dan kontrol akademik. Menurut Foucault, kekuasaan tidak hanya beroperasi melalui larangan dan hukuman, tetapi juga melalui produksi dan pengaturan pengetahuan. 

Praktik joki dapat dianggap sebagai cara mahasiswa untuk merespons tekanan dan ekspektasi akademik yang tinggi. Juga, sebagai upaya untuk tetap bertahan dalam sistem yang mereka anggap tidak adil atau terlalu menekan. 

Oleh karena itu, pendekatan yang lebih humanis dan mendukung, yang mempertimbangkan kesejahteraan emosional dan mental mahasiswa, dapat lebih efektif dalam mengatasi praktik itu bila dibandingkan dengan pendekatan yang sepenuhnya bersifat represif.

Untuk memahami dinamika komunitas, influencer kunci, serta tren dan isu yang sedang dibahas para pengguna dalam konteks pendidikan dan tugas akhir di Instagram, teridentifikasi influencer kunci, jumlah pengikut, likes, dan komentar pada postingan mereka untuk memahami jangkauan dan tingkat keterlibatan. 

Melalui visualisasi kluster yang terbentuk dapat teridentifikasi bagaimana pengguna dikelompokkan dalam komunitas dan mengidentifikasi hub atau pusat aktivitas dalam jaringan. Dapat terlihat siapa-siapa saja tokoh dalam kluster dan anggota yang terlibat. Melalui analisis kata kunci dan sentimen, dapat dipahami tren dan isu yang sedang dibahas serta bagaimana perasaan pengguna tentang topik tertentu. 

Penggunaan analisis teks dan sentimen serta statistik deskriptif secara kuantitatif dapat teridentifikasi seperti jumlah interaksi dan pengikut. Melalui visualisasi tersebut, dapat tergambarkan posisi influencer dalam jaringan dan relasi yang terbentuk, teridentifikasi kluster besar dan pola interaksinya maupun teks percakapan untuk mengidentifikasi topik populer dan memahami sentimen pengguna. 

Dengan langkah-langkah itu, kita dapat memperoleh wawasan mendalam tentang bagaimana komunitas berinteraksi dan berbagi informasi dalam konteks skripsi dan tugas akhir, memungkinkan institusi pendidikan untuk lebih responsif terhadap kebutuhan mahasiswa dan menciptakan strategi komunikasi yang lebih efektif.

Dalam upaya mencegah praktik perjokian, kampus juga perlu menjalankan kampanye kesadaran tentang pentingnya integritas akademik. Kampanye itu dapat dilakukan melalui berbagai media, khususnya media sosial dominan yang digunakan agar dapat menjangkau mahasiswa dengan lebih efektif. 

Pendidikan karakter yang menekankan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan integritas harus menjadi bagian dari kurikulum. Dosen juga harus menjadi teladan dalam menjaga integritas akademik, menunjukkan pentingnya kejujuran dalam setiap aspek akademik. 

Dengan langkah-langkah komprehensif itu, diharapkan praktik joki skripsi dapat diminimalkan dan integritas akademik dapat terjaga. Kampus harus terus berinovasi dalam menciptakan lingkungan akademik yang mendorong mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan mereka secara mandiri dan jujur.

 Hanya dengan cara tersebut, kita dapat memastikan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia menghasilkan lulusan yang kompeten dan berintegritas tinggi. (*)

Kategori :