Para Penerima Beasiswa ITCC ke Tiongkok (2): Pantang Pulang Sebelum Berhasil

Sabtu 31-08-2024,18:00 WIB
Reporter : Michael Fredy Yacob
Editor : Noor Arief Prasetyo

Putri menyurati Pemkab Supiori dengan mengirimkan transkrip nilai yang didapat selama mengikuti dua tahun program transfer tadi. Permohonan dana yang diajukannya per tahun sebesar Rp 900 juta untuk kuliah di Amerika.

“Waktu itu kalimat yang diberikan ke saya adalah, biaya yang diberikan ke kamu itu bisa kuliahkan dua dokter di Indonesia. Aku ingat banget kalimat itu. Saya pun menyadari bahwa itu biaya yang sangat besar,” katanya lagi.

Ketika itu salah satu orang di Pemkab Supiori menawarkan program beasiswa. Bukan di Amerika. Tetapi ke Tiongkok. “Karena, ada beberapa kakak-kakak senior yang sudah disekolahkan ke sana,” bebernya.

Awalnya, Putri berat untuk mengambil beasiswa yang ditawarkan itu. Banyak hal yang menjadi pertimbangannya. Bahkan, tidak ada niat awal untuk kuliah di Tiongkok. “Waktu itu, kalau jurusan yang lain, aku nggak mau. Tapi, karena dokter, aku mau,” tegasnya.

Beasiswa yang dia maksud itu adalah program dari Indonesia Tionghoa Culture Centre (ITC Centre). Putri pun diterima. Dia langsung membuat surat pengunduran diri dari program beasiswanya yang lama. Lalu, pindah dari Jakarta ke Surabaya.

Di Kota Pahlawan, sama halnya dengan penerima program beasiswa lainnya. Dia mengikuti kursus bahasa Mandarin. Lalu, akan dikirim ke Tiongkok untuk kuliah. Putri akan kuliah di Hubei Polytechnic University, jurusan kedokteran. 

Putri bertekad untuk terus melanjutkan pendidikannya setinggi mungkin. Bahkan, dia ingin mengambil spesialisasi. Sehingga, ia bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Biak tempat kelahirannya dan Supiori, tempat ibu dan ayahnya bekerja. (*)

 

Kategori :