Mereka tetap berusaha meningkatkan kesadaran dunia akan penderitaan mereka. Melalui media sosial, mereka menyuarakan perlawanan dengan tagar #LetUsExist dan video bernyanyi meski dalam keterbatasan.
Siswa perempuan di Afghanistan sebelum pemerintahan Taliban..-Courtesy/UNAMA-
“Suara seorang wanita adalah identitasnya, bukan sesuatu yang harus disembunyikan,” kata Taiba Sulaimani, seorang aktivis muda Afghanistan.
Dengan semakin berkurangnya hak dan kebebasan, perempuan Afghanistan kini menghadapi masa depan yang semakin gelap di bawah bayang-bayang rezim Taliban. Dunia harus segera bertindak untuk menyelamatkan mereka dari kesunyian yang mematikan ini.
*) Mahasiswa Politeknik Negeri Malang, Peserta Program Magang Regular di Harian Disway