Sebelum Menonton Avatar 2 dan Fire and Ash, Coba Mainkan Game Avatar: Frontiers of Pandora
Avatar Frontiers of Pandora, medium game yang bisa memerlihatkan betapa indahnya dunia Pandora dengan sudut pandang baru. --Ubisoft
HARIAN DISWAY - Avatar: Fire and Ash. Film itu dirilis pada 19 Desember 2025 dan mendapat antusiasme yang tinggi dari pecinta film.
Di tengah antusiasme dari penikmat film fiksi ilmiah, sebaiknya penggemar juga mempertimbangkan pengalaman dunia Avatar dari medium lain. Yakni bermain video game dengan judul Avatar: Frontiers of Pandora.
Game tersebut menyajikan prespektif baru untuk melihat luasnya dunia Pandora. Bahkan kita bisa memerankan salah satu dari Suku Na'vi.
Figur tersebut berjuang mempertahankan tempat tinggalnya. Dengan visual yang menarik, game itu bisa menggubah rasa yang tidak tersampaikan di filmnya.
BACA JUGA:5 Fakta Seru Avatar: Fire and Ash, Film Berdurasi 3 Jam Digarap dengan Bujet Rp6 Triliun
BACA JUGA:7 Pemeran Avatar: Fire and Ash, Dari Aktris Pemenang Oscar hingga Cucu Charlie Chaplin
Anda sudah tahu, Avatar adalah seri film yang diciptakan oleh sutradara pemenang Oscar James Cameron. Film pertama, Avatar (2009), sukses memecahkan rekor box office global dengan menggabungkan teknologi 3D dan CGI.

Avatar Fire And Ash akan rilis pada 19 Desember 2025. --disneyplus
Film itu mengisahkan tentang kehidupan suku Na’vi di planet Pandora. Juga konflik mereka dengan manusia yang datang untuk mengekstraksi sumber daya alam.
Sejak itu, franchise tersebut berkembang menjadi fenomena global. Karena kesuksesan itu, James menjanjikan trilogi.
Sekuel kedua, Avatar: The Way of Water (2022), melanjutkan kisah Jake Sully dan Neytiri di Tanah Pandora. Keluarga mereka menghadapi tekanan konflik antara manusia dan suku Na’vi lain di pesisir tanah tersebut.
BACA JUGA:Sinopsis Avatar: Fire and Ash, Ketika Jake Sully Hadapi Ancaman dari Sesama Makhluk Na'vi
BACA JUGA:7 Film Hollywod Tayang Desember 2025, Sekuel Avatar Paling Ditunggu!
Kritikus merespons film-film tersebut dengan beragam pengakuan atas keunggulan visualnya. Meski ada beberapa yang menyuarakan kritik terhadap kelemahan naratifnya.
Film terbaru, Avatar: Fire and Ash merupakan kisah lanjutan setelah kejadian di The Way of Water. Memperkenalkan ancaman baru, yaitu suku Na’vi yang disebut Ash People. Kedatangan musuh baru itu memperluas konflik yang sudah berlangsung bertahun-tahun di Pandora.
Meski masih mencuri perhatian lewat teknologi sinematik yang impresif, respons awal kritikus mengindikasikan Fire and Ash mendapat skor lebih rendah dibanding sekuel sebelumnya.
Sementara itu, game Avatar: Frontiers of Pandora dirilis pada 7 Desember 2023 oleh Ubisoft yang bekerja sama dengan Lightstorm Entertainment.
BACA JUGA:Avatar: Seven Havens Dirilis, Sajikan Kisah Baru Avatar Setelah Korra
BACA JUGA:10 Film Seru yang Tayang Tahun 2025, Dari Captain America hingga Avatar
Game tersebut menghadirkan open world. Memungkinkan pemain untuk menjelajahi Pandora sebagai bagian dari suku Na’vi.
Secara naratif, game itu tidak sekadar diadaptasi dari film tertentu. Tetapi bercerita di wilayah Pandora yang belum sempat dieksplorasi di layar lebar. Jadi, game tersebut memperkenalkan cerita dan misi tersendiri untuk pemain.
Mulai dari menjelajahi dunia yang hidup, berinteraksi dengan suku lain, serta menghadapi ancaman militer manusia (RDA). Itu semua adalah bagian inti dari permainan itu. Game tersebut membiarkan pemain merasakan sensasi menjadi bagian dari dunia Avatar.
Gameplay Frontiers of Pandora menawarkan mekanik open-world, pertempuran jarak dekat dan jarak jauh dengan busur dan senjata khas Na’vi, eksplorasi lingkungan yang kaya flora dan fauna, serta misi sampingan yang memperkuat keterlibatan pemain dalam budaya Na’vi.
BACA JUGA:Sebelum Sukses Perani Avatar: The Last Airbender, Ini Fakta tentang Ruy Iskandar
Gameplay dari Avatar: The Frontiers of Pandora yang bisa memberikan persektif baru dunia Pandora. --Ubisoft
Pemain dapat terbang menggunakan Ikran, berinteraksi dengan suku-suku Pandora lain, dan menyelesaikan beragam tantangan serta konflik dengan RDA.
Semua itu dibalut dalam visual yang memanfaatkan engine grafis Snowdrop. Sehingga pengalaman bermain terasa imersif dan sinematik.
Menurut Metacritic, Avatar: Frontiers of Pandora memperoleh metascore 72/100 berdasarkan 84 ulasan kritikus. Menempatkannya dalam kategori Mixed or Average.
Skor itu menunjukkan bahwa meskipun aspek visual dan dunia terbuka permainan dipuji, beberapa kritik diarahkan pada mekanik misi yang dianggap berulang. Juga narasi yang tidak terlalu inovatif.
BACA JUGA:5 Live Action dari Anime yang Tayang di Netflix, Terbaru Ada Avatar: The Last Airbender
BACA JUGA:Ganta, Fajar Sad Boy, Mimi Peri dan Pesulap Merah Jadi Avatar di Netflix, Seperti Apa?
Sementara user score mencapai 7,1/10 dari lebih seribu penilaian. Menandakan respons positif di kalangan pemain yang menikmati eksplorasi dunia Pandora, meski dengan catatan soal mekanik dan repetisi yang dirasakan.
Bagi penonton yang hendak menyambut Fire and Ash di bioskop, memainkan Frontiers of Pandora dapat memperkaya pengalaman mereka terhadap dunia Pandora.
Game ini memberikan konteks visual dan emosional yang berbeda. Memungkinkan pemain merasakan dunia yang damai dan konflik yang intens dari perspektif suku Na’vi. Jadi tak sekadar menyaksikan konflik tersebut dari layar film.
Di luar aspek hiburan, franchise Avatar juga berada di tengah kontroversi hukum. Baru-baru ini, sutradara James Cameron dan Disney menghadapi gugatan pelanggaran hak cipta terkait Avatar: The Way of Water dan sekuel berikutnya, termasuk Fire and Ash.
BACA JUGA:Intip Profil Gordon Cormier, Aktor Cilik Pemeran Aang di Serial Avatar: The Last Airbender
BACA JUGA:James Cameron Siapkan Avatar Ketiga
Seorang animator 3D Eric Ryder menuduh karya film tersebut menyalin elemen dari cerita fiksi ilmiahnya yang tidak dipublikasikan.
Dalam gugatan tersebut ia menuntut kompensasi setidaknya USD 500 juta atau sekitar Rp 8 Triliun. Ia juga meminta untuk tidak menayangkan film tersebut jika gugatannya menang. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: