Berkat kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia masih tersisa. Ribuan umat Katolik Tanah merasa bahagia bisa menyaksikan langsung perpanjangan tangan Tuhan di Dunia. Berkat itu juga dirasakan oleh para penggerak roda ekonomi.
--
RASA bahagia masih membekas di hati umat Katolik Indonesia. Hati mereka masih berseri pasca disambangi sang gembala, Paus Fransiskus. Paus dengan nama asli Jorge Mario Bergoglio itu disambut dengan sorak sorai umat kala memimpin misa Gelora Bung Karno (GBK). Semuanya berteriak satu suara: Welcome, Papa Francesco! Momen itu sulit terulang kembali.
Para umat terpukau dengan kehadiran Bapa Suci yang datang membawa pesan perdamaian dan cinta kasih. Mereka dengan penuh semangat menyambut Sri Paus. Kebahagiaan itu tak hanya oleh ribuan umat Katolik. Di sudut-sudut jalan tempat Paus Fransiskus berkunjung, deretan penjual suvenir yang tampak tak kalah sibuk.
Mereka dengan cekatan menawarkan berbagai barang berhias gambar Paus Fransiskus, simbol-simbol keagamaan, dan kenang-kenangan dari momen yang langka ini. Seperti bando, kipas, kaus, kalung, dan sebagainya. Semua barang itu berhias senyum Paus Fransiskus.'
BACA JUGA:Wajah Kebinekaan di Kala Bapa Suci Tiba (2): Warna-Warni Pancasila di GBK
BACA JUGA:4 Motto Kunjungan Paus Fransiskus ke Asia Tenggara, Tekankan Perdamaian dalam Keberagaman
Salah satunya Hendrik Rony, seorang penjual gantungan kunci dan pin dengan bentuk wajah Paus Fransiskus dan simbol KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia). Gantungan kunci itu bulat dan terbuat dari kayu. Di bagian tengahnya ada gambar Paus Fransiskus yang sedang melambaikan tangannya. Sementara pinnya berwarna hitam dan putih dengan logo KWI. Cara memasangnya mudah, menggunakan magnet di bagian belakang.
DERETAN PIN dan gantungan kunci yang dijual Hendrik Rony di Jakarta, 4 September 2024. -Agustinus Fransisco-
Hendrik membawa tas besar, berisi penuh pin dan bros. Ia berjualan di sekitar Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Saat umat mulai memadati bahu Jalan Katedral Jakarta, ia tampak sibuk melayani para pembeli yang datang silih berganti.
Di tengah kesibukannya, Hendrik berbagi cerita. "Saya nyetak 1.000 bros dan pin, ngambil-nya di Pasar Senen," ujarnya dengan antusias. “Semoga laku banyak biar bisa ikut Bapa Paus ke Papua Nugini sama Timor Leste," lanjutnya sambil tertawa ringan.
Bagi Hendrik, kunjungan Paus Fransiskus adalah sebuah kesempatan besar. Ia sudah menyiapkan dagangannya sejak jauh hari, berharap bisa meraup keuntungan dari momen bersejarah ini.
BACA JUGA:100 Persen Handmade, Tukang Kayu Singapura Membuat Dua Kursi Khusus untuk Paus Fransiskus
Kemudian di sisi lain, Peter, seorang penjual kalung salib dari Nusa Tenggara Timur (NTT), juga tampak sibuk melayani pembeli. Di antara keramaian umat, Peter dengan ramah menyapa mereka yang tertarik melihat-lihat kalung salibnya. Di ujung kalung itu tergantung salib kayu. Talinya berwarna hitam.