Ke Mana Suara Anak Abah Berlabuh?

Rabu 11-09-2024,08:20 WIB
Oleh: Ady Amar*

Dalam hitungan hari, Allah menampar kesombongan PKS itu dengan sikap berkebalikan. Ternyata PKS butuh Anies. Berharap membujuk anak-anaknya mengarahkan hak suaranya untuk paslon yang diusungnya.

PKS menampakkan sikap pragmatisnya. Tak beda dengan partai lain. Adagium  tak ada kawan abadi, tapi kepentingan abadi seolah mampu menggantikan politik moral yang selama ini jadi andalan dan warna partai. 

Sikap pragmatisme PKS pun disambut Anak Abah dengan penyikapan serempak. Tanpa perlu ada komando mengorkestrasi. Anak Abah seolah tahu apa yang mesti dilakukan.

Jika PKS tanpa rasa malu dan risi tetap mendatangi Anies untuk meminta agar suara anak-anaknya disalurkan kepada Ridwan Kamil-Suswono, atau jika pihak paslon lain meminta yang sama, lalu Anies untuk itu membujuk Anak Abah meluruhkan hati untuk menyambut permintaan itu, tak lantas membuat Anak Abah memenuhi permintaan itu.


ILUSTRASI Anak Abah.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Anak Abah itu pemilih rasional yang tak bisa disetir meski oleh Anies sendiri. Anak Abah punya kemandirian dalam memilih atau bahkan tidak memilih jika tak ada yang mesti dipilih. Setidaknya sampai saat ini suara anak Abah masih solid. Seperti kor yang diarahkan untuk memilih semua paslon dengan mencoblos ketiga-tiganya.

Itulah pemberontakan Anak Abah setelah hak konstitusionalnya dirampas semena-mena dengan mengobrak-abrik demokrasi setelah hukum mampu diselipkan di ketiak penguasa. 

Pemberontakan Anak Abah bisa jadi tak semata sebatas DKJ, tapi menjalar seantero negeri. Anak Abah tahu cara menyalurkan hak suaranya, dan itu konstitusional. (*)


*) Ady Amar, kolumnis--

 

Kategori :