PILKADA DKJ, rasanya masih Anies Baswedan yang keluar sebagai pemenang. Meski, dipastikan Anies absen mengikutinya. Absennya Anies umum sudah saling mengetahui, bahwa Anies tak dikehendaki istana. Memaksa partai politik untuk tak coba-coba mengusungnya.
Meski dipaksa absen mengikuti pilkada DKJ, Anies tetap keluar sebagai pemenang. Setidaknya pemenang di hati pendukungnya. Anies tak tergantikan dengan kandidat paslon yang dimunculkan, yang tampil lebih sebagai boneka.
Pendukung Anies yang terbilang rasional tak sudi mengalihkan hak suara kepada paslon yang tidak mewakili aspirasinya. Karena itu, ke mana pun paslon menemui warga Jakarta, khususnya paslon Ridwan Kamil-Suswono yang diusung KIM Plus, yang muncul teriakan memanggil nama Anies.
BACA JUGA: Faisal Basri di Mata Anies Baswedan: Membela yang Benar, Lemah, dan Tersingkirkan!
BACA JUGA: Tak Mau Dicalonkan di Pilkada Jabar, Anies Baswedan: Saya Gak Mau Jadi Calon Drop-dropan!
Ridwan Kamil-Suswono yang diusung koalisi obesitas –diusung 12 partai politik– dimunculkan semata untuk membegal Anies. Pantas jadi sasaran kemarahan konstituen Anies yang biasa menyebut diri sebagai ”Anak Abah”.
Abah jadi simbol panggilan kepada Anies –semula dipopulerkan milenial dan gen Z sebagai panggilan sayang bak ayah sendiri– belakangan bermetamorfosis jadi panggilan lintas umur. Abah dalam makna sosiologis adalah sesuatu yang tak tergantikan. Tampak pada penolakan Anak Abah untuk mengalihkan suara kepada paslon yang ada.
Abah ada di hati anak-anaknya. Dengan begitu, muncul kesakitan luar biasa yang dirasakan anak-anaknya saat Anies dibegal tak bisa berkontestasi di pilkada DKJ.
BACA JUGA: Anies Bikin Partai Baru: Insya Allah Dalam Waktu yang Tak Lama
Kesakitan yang boleh jadi melebihi dari apa yang dirasakan Abah sendiri. Bagi Abah seperti tidak terjadi apa-apa. Abah tetap tampil ceria dengan mengumbar senyum seperti biasanya. Emosi Abah yang terukur itu belum bisa diikuti anak-anaknya.
Suara Anak Abah memang jadi rebutan dua paslon setidaknya yang berharap, Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno. Konon, PKS anggota KIM Plus, ”diutus” untuk mendekati Anies. PKS yang merasa pede masih punya kedekatan dengan Anies ingin menemuinya. Membujuk Anies agar suara Anak Abah bisa disalurkan kepada Ridwan Kamil-Suswono.
PKS tak perlu malu-malu, bahkan perlu menghilangkan rasa malu atau risi, meski elite partainya menyatakan narasi mengecilkan Anies dengan menyebut PKS tak butuh Anies atau PKS menyesal pernah mengusung Anies.
BACA JUGA: Ramai Isu ‘Mulyono’ Jegal Anies di Pilkada Jawa Barat, Istana Respons Begini