Sebenarnya bisa saja Noverrd menikam Beny dari belakang, di dalam mobil. Tapi, ia menunggu momen istri Beny yang juga kakak kandung Noverrd turun dan keluar dari mobil untuk menurunkan barang. Noverrd rupanya juga menghindari dua anak Beny (yang juga keponakan pelaku) melihat penikaman itu.
Tapi, tidak terhindarkan. Anak-anak dan istri Beny melihat efek penikaman brutal tersebut. Sungguh tragis. Terbayangkan, betapa trauma anak-anak dan ibu mereka.
Seusai penikaman, Noverrd lari. Warga mengejar. Akhirnya ia ditangkap warga, diikat, sampai polisi tiba di TKP.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan, mengatakan:
”Berdasar penyidikan, tersangka mengaku, motifnya dendam kesumat. Di mana terjadi pelecehan seksual istri tersangka oleh adik kandung laki-laki korban pada enam tahun lalu. Waktu itu tersangka sudah melaporkan ke korban, berharap korban bakal menegur adiknya. Tapi, ternyata korban membela adiknya dan menyalahkan tersangka.”
Dilanjut: ”Setelah itu, selama bertahun-tahun tersangka tidak bertegur sapa dengan korban. Tersangka menyimpan dendam kesumat. Lalu, entah bagaimana ceritanya sehingga hari itu mereka semobil. Mungkin karena mereka memang masih sekeluarga.”
Akhirnya: ”Kami sarankan kepada masyarakat, jika ada masalah, jangan dipendam supaya tidak jadi dendam kesumat. Semua masalah bisa didiskusikan.”
Tersangka dijerat Pasal 340 KUHP, pembunuhan berencana. Sebab, jelas tersangka sudah menyiapkan badik untuk membunuh korban. Ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Begitulah dendam kesumat. Dendam dengan penuh kebencian. Mengendap enam tahun. Sangat berbahaya.
Dikutip dari BBC News, 3 April 2017, berjudul The Hidden Upsides of Revenge, 3 April 2017, ditulis Melissa Hogenboom, diulas soal dendam kesumat. Dendam sudah ada sejak zaman purba. Jadi, cerita tragedi di Yunani. Mulai puisi epik Homer sampai drama Hamlet karya William Shakespeare. Dendam adalah penyakit lama manusia.
Disitir teori psikolog Prof David Chester dari Virginia Commonwealth University, AS, awalnya mempelajari agresi. Namun, Chester segera menyadari, ada banyak hal yang terjadi sebelum interaksi kekerasan terjadi.
Ia menyebutkan, agresi bermula dari emosi yang disebut ”perantara psikologis”, berupa pikiran dan perasaan yang muncul di antara provokasi dan hasil yang agresif.
Chester: ”Saya penasaran, bagaimana Anda menanggapi sesuatu seperti menerima penghinaan dan bagaimana Anda mengubahnya menjadi respons agresif? Kuncinya terletak pada keinginan untuk membalas dendam. Jadi, karena ingin memahami agresi, saya mulai mempelajari balas dendam.”
Orang yang terprovokasi akan berperilaku agresif karena hal tersebut dapat mendatangkan keuntungan secara hedon bagi pelaku.
Chester bersama rekan sesama psikolog, Nathan DeWall, dari Kentucky University, AS, menemukan bahwa seseorang yang dihina atau ditolak secara sosial merasakan sakit emosional. Area di otak yang terkait dengan rasa sakit paling aktif pada peserta yang bereaksi dengan respons agresif setelah merasa ditolak.