Dendam kesumat sangat bahaya. Noverrd Fernando Pirsouw, 30, dendam kepada kakak iparnya, Beny Noya, 46. Pada 2018 istri Noverrd dilecehkan adik pria Beny, dan dilaporkan ke Beny. Namun, Beny malah menyalahkan Noverrd. Dendam enam tahun itu dilampiaskan Noverrd dengan membunuh Beny: 12 tikaman.
PENDENDAM menyimpan bara kemarahan terpendam. Makin lama disimpan makin sakit hati. Itu membuat hidup tidak tenang. Ketika dendam dilampiaskan, barulah pendendam merasa puas. Meskipun, itu membuat pendendam dijerat Pasal 340 KUHP, pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.
Begitu bahayanya dendam. Bagai gunung berapi yang siap meletus setiap saat. Menunggu momentum yang dianggap tepat.
BACA JUGA: Saat Ahok Balas Dendam
BACA JUGA: Mantan Wali Kota Blitar Jadi Otak Perampokan : “Sopo sing Balas Dendam?
Kamis, 12 September 2024, sekitar pukul 21.00 WIB, momentum tersebut bagi Noverrd dirasa muncul. Saat itu ia naik mobil bersama keluarga Beny. Di mobil itu ada Beny (mengemudi), istrinya yang juga kakak kandung Noverrd di jok kiri depan. Lalu, dua anak Beny duduk bersama Noverrd di jok belakang.
Sungguh tragis. Mereka sekeluarga. Ada dua anak-anak. Noverrd membawa badik. Ia sudah siap membunuh Beny.
Mobil itu berhenti di Jalan Pengantin Ali, Gang AMD, Ciracas, Jakarta Timur. Istri Beny keluar karena menurunkan barang untuk diberikan kepada warga di situ. Saat itulah meletus dendam kesumat.
Saksi mata pemuda Ferry kepada wartawan menjelaskan, ia melihat mobil itu berhenti. Seorang penumpang perempuan di jok kiri depan turun. Di dalam mobil terdengar percekcokan dua pria.
BACA JUGA: Pernyataan Balas Dendam Mantan Wali Kota Blitar Samanhudi Sebelum Jadi Dalang Perampokan
BACA JUGA: Serangan Teroris di Moscow, Terburuk dalam Dua Dekade di Rusia, Putin Janji Balas Dendam
Ferry: ”Ributnya enggak lama, sih. Kira-kira enggak sampai semenit. Lalu, penumpang pria dari jok belakang keluar dari mobil. Ia membuka pintu kanan depan (tempat sopir). Saat itu saya maju hendak melerai.”
Ketika pria dari jok belakang itu hendak memukul sopir, Ferry menarik badan si pemukul. Tujuannya melerai. Badan si penyerang pun tertarik mundur.
Ferry: ”Saat saya tarik, saya baru tahu bahwa ia membawa badik. Maka, saya lepaskan lagi dan saya mundur takut kena sasaran.”
Saat itulah, bres… bres… bres… Noverrd menikam Beny berkali-kali ke arah dada. Darah berhamburan ke kaca depan dan jok kiri. Beny langsung terkulai di jok. Istrinya tahu, berteriak histeris. Dua anak Beny menangis menjerit-jerit.