Hufron yang managing partner Hufron & Rubaie Law Firm, mengaku sangat menyukai petuah-petuah Lao Tzu, filsuf pendiri Taoisme yang wejangan-wejangannya tertuang dalam kitab bernama Tao Te Ching itu.
Misalnya ajaran tentang agar kita hidup jangan pernah melawan kodrat alam. "Biarlah kenyataan menjadi kenyataan. Biarkan segala sesuatunya mengalir maju secara alami dengan cara apapun," kata Hufron yang mungkin mengutip ajakan Lao Tzu untuk "顺其自然" (shùn qí zì rán): mengalir mengikuti ke mana alam membawa kita.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Owner Little Prince Stephanus Ade Sitolang: You Ran Zi De
Tentu, Lao Tzu bukan berarti mengajak kita untuk rebahan tidak melakukan apa-apa. Apalagi pasif berpasrah pada takdir dengan alasan semacam, "Sudahlah, kalau Tuhan menakdirkan kita untuk gagal, tetap akan gagal sekalipun mati-matian berusaha."
Padahal, menurut Hufron, "Takdir hidup adalah menunggu kejutan-kejutan baik dari Tuhan, karena ikhtiar sempurna yang sudah ditunaikan dengan gemar belajar, bekerja keras, disiplin tinggi, suka berbagi dengan sesama, dan selalu bersangka baik atas semua keputusan Tuhan."
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan direktur PT Indraco Global Indonesia Umar Hanafi: Tian Shi Di Li Ren He
Dalam artian, kita baru boleh berprinsip "mengalir saja" kalau usaha telah kita lakukan secara maksimal. Sebab, sebagaimana dibilang pepatah klasik, "天道酬勤" (Tiān dào chóu qín): Yang Mahakuasa akan mewujudkan cita-cita manusia yang ulet berusaha. Tidak dengan yang berleha-leha.
"Bagi saya, hidup ini sesungguhnya tidak lain ialah untuk menjemput takdir baik dari Tuhan atas semua ikhtiar maksimal dan doa yang telah kita lakukan," pungkas Hufron. (*)