Resmi Ditutup Hari Ini, Inilah Sederetan Masalah PON XXI Aceh-Sumut 2024

Jumat 20-09-2024,21:34 WIB
Reporter : Vini Vidi Aulia*
Editor : Heti Palestina Yunani

Bahkan atlet dan ofisial dikembalikan ke hotel masing-masing demi keamanan. Jatuhnya atap atau bagian talang air venue tersebut diperkirakan terjadi karena faktor cuaca ekstrem akibat hujan disertai angin kencang melanda Aceh.

Namun, menurut Pj Gubernur Aceh Safrizal, selain faktor cuaca buruk juga akibat pengerjaan yang belum rampung. Menurut Safrizal, pembangunan venue tersebut sejak awal diprediksi memang tidak akan selesai tepat waktu.

BACA JUGA: Sosok Lifter Internasional Aceh Nurul Akmal yang Pecahkan Rekor dan Penyulut Api di Pembukaan PON XXI

Ia menjelaskannya kepada media di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, pada hari itu juga. Menurutnya, itu karena beberapa pengerjaan memang dimodifikasi sedemikian rupa agar lapangan bisa dipergunakan untuk pertandingan.

"Jadi memang beberapa bangunan itu bersifat sementara ya, seperti talang air, untuk tampung air memang dibuat sementara, karena nanti setelah pertandingan akan dilanjutkan," katanya.

Kaca Jendela Pecah di Venue Basket

Kaca jendela pecah di venue basket terjadi di dalam kompleks Stadion Harapan Bangsa (SHB), Lhong Raya, Banda Aceh.Insiden itu terjadi saat laga berlangsung. Yakni saat pemain dari tim Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan masuk lapangan.

BACA JUGA: Buka PON XXI 2024, Presiden Jokowi Minta Pegang Teguh Sportivitas dan Fair Play

Laga basket 3X3 beregu putri itu berlangsung, Rabu, 18 September 2024. Technical Delegate Basket 3 x 3, Trianti mengatakan, di tengah kondisi angin kencang disertai hujan tersebut tiba-tiba sebagian kaca dan bingkainya lepas dari dinding.

"Karena hujan lebat dan angin kencang, bingkai kaca terlepas, dan jatuh ke arah tribun penonton. "Penonton ada yang terkena pecahan kaca di bagian punggung dan tangan," katanya. Kejadian ini ditanggapi Anggota Komisi X DPR, Andreas Hugo Pariera.

"Itu terjadi karena kurangnya koordinasi panitia. Insiden seperti ini justru menunjukkan bahwa koordinasi antarinstansi pemerintah dan penyelenggara lokal masih lemah serta kurangnya fokus pada standar infrastruktur yang layak," katanya. (*)

*) Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura, Program Studi Ilmu Komunikasi, Peserta MBKM Harian Disway

Kategori :