Bukannya dapat respon yang bagus, pelaporan tersebut malah tidak ditindaklanjuti dengan dalih kurangnya unsur.
Itu yang membuat mereka melakukan aksi demo. "Dari dulu sedang diproses, tetapi nyatanya apa? Novli tidak menanggapi bahkan ada DPR yang kena kasus money politic baru saja dilantik," ucap Aziz.
Kemudian pelantang suara diberikan kepada Baihaki Akbar. Seorang tukang sayur dari Sidotopo itu juga kesal dengan Novli.
Beberapa kali ia sudah melapor terkait caleg bermasalah dan tak kunjung ada tanggapan. "Sudah kasar ke perempuan, tidak becus juga menjadi pimpinan Bawaslu Surabaya," begitu katanya.
BACA JUGA:Pengawasan Ketat Bawaslu Jelang Masa Kampanye Pilwali Surabaya
BACA JUGA:Gelar Rapat Koordinasi Nasional, Bawaslu Imbau Netralitas ASN selama Pilkada 2024
Pada akhirnya, Bawaslu Jatim memberikan kesempatan kepada sepuluh demonstran untuk masuk dan berunding di dalam ruangan.
Namun, Aziz menolak karena GAS ingin berunding dengan pihak Bawaslu Jatim di depan halaman Gedung Bawaslu Jatim.
Melihat massa yang mulai tidak kondusif, akhirnya Bawaslu Jatim mengiyakan permintaan GAS.
Komisioner Bawaslu Jatim Rusdi Fahrizal Rustam keluar untuk menemui mereka. Kedua pihak akhirnya berembuk dengan duduk di pelataran gedung Bawaslu Jatim.
"Kalau untuk kasus pemukulan, sudah diproses di Polrestabes Surabaya. Tinggal tunggu saja. Untuk pemecatan kami tidak bisa, karena yang bisa memecat Bawaslu atau KPU hanya DKPP," ujar Rustam.
Ia memastikan seluruh tuntutan yang diajukan GAS akan diproses oleh Bawaslu Jatim.
Suasana Demo Aksi Protes kepada Ketua Bawaslu Surabaya ke Bawaslu Jawa Timur di depan kantor Bawaslu Jawa Timur-Dinar Mahkota Parameswari-
Perdebatan berlangsung alot. GAS meminta keputusan final, sedangkan Bawaslu Jatim hanya bisa mengikuti aturan yang berlaku.
Demo pun berakhir tanpa adanya keputusan langsung dari Bawaslu Jatim. Hal ini membuat GAS berencana menggelar aksi demo lagi pada pekan depan.
"Insyaallah, Kamis dan Jumat di Bawaslu Jatim dan Surabaya, Mas," ujar Aziz. (*)