Trans Jatim, Meretas Kemacetan, Memperkokoh Koneksitas Rantai Pasok

Minggu 06-10-2024,07:03 WIB
Oleh: Sukarijanto*

Ditopang dengan pertumbuhan ekonomi pada kisaran rata-rata 4,6 persen hingga 5,4 persen (yoy) atau tumbuh lebih tinggi dari tahun ke tahun (3,57 persen, yoy). Sementara itu, inflasi Jawa Timur yang berada di atas batas atas sasaran inflasi nasional 3 persen±1 persen diperkirakan turun di kisaran 6,1 persen –6,5 persen (yoy) 2022/2023. 

Dengan begitu, kehadiran koneksitas multimoda transportasi– sebagai bagian dari jaringan rantai pasok yang terintegrasi yang menghubungkan seluruh wilayah aglomerasi dengan subaglomerasi– sangat diperlukan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi provinsi yang dinamis ini. 

Koneksitas multimoda transportasi di wilayah Jatim perlu diperkuat. Dengan fasilitas infrastruktur yang mampu menunjang kelancaran pergerakan logistik arus barang dari sentra-sentra industri. Kehadiran tol Trans Jawa juga memberikan dampak positif bagi perekonomian antardaerah. 

Keberadaan tol berdampak terhadap output, pendapatan, dan nilai tambah bruto di semua sektor lapangan usaha di enam provinsi Pulau Jawa. Pembangunan tol Trans Jawa memberikan harapan baru pada efisiensi mobilitas di Pulau Jawa. Sekaligus mengubah pola koneksitas arus mobilisasi barang dan manusia antar kawasan. 

Bahkan, arus pergerakan barang jalur darat via tol dapat menghemat ongkos logistik secara signifikan jika dibandingkan melalui jalur non-tol, yang pada gilirannya penghematan tersebut membuat harga barang menjadi murah. (*)


*) Sukarijanto adalah pemerhati kebijakan publlik dan peneliti di Institute of Global Research for Economics, Entrepreneurship & Leadership dan Kandidat doktor di Program S-3 PSDM Universitas Airlangga.

 

Kategori :