Trans Jatim, Meretas Kemacetan, Memperkokoh Koneksitas Rantai Pasok

Minggu 06-10-2024,07:03 WIB
Oleh: Sukarijanto*

KETERBATASAN sistem angkutan umum perkotaan dan wilayah penyangganya berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi, baik secara regional maupun nasional. Layanan angkutan umum yang mudah diakses, bertarif murah, aman, dan nyaman menarik masyarakat agar beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. 

Masyarakat yang menggunakan angkutan umum bisa menciptakan penghematan biaya pengeluaran transportasi. Upaya sosialisasi dan pendekatan edukatif-persuasif kepada masyarakat agar mau memanfaatkan moda transportasi umum perlu digalakkan terus-menerus. 

Lebih dari 50 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah perkotaan dan hampir 60 persen PDB berasal dari kota. Sekitar 14 kota berpopulasi 1 juta ke atas dan 26 kota dengan populasi setengah juta ke atas.

BACA JUGA: Sensasi Naik Trans Jatim Cakraningrat ke Madura: Sudah Oke, Meskipun Berdiri

BACA JUGA: Trans Jatim Cakraningrat Layani Rute Surabaya-Bangkalan Mulai Beroperasi, Ini Ongkos dan Rutenya!

Mobilisasi dan pertumbuhan cepat kendaraan pribadi berdampak pada kemacetan, keselamatan jalan serta emisi lokal dan global yang mengarah pada intensitas polusi udara sehingga mereduksi kualitas kesehatan lingkungan. 

Kehadiran bus rapid transit (BRT) bernama Trans Jatim yang diluncurkan Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Timur pada 2022, yang disambut publik dengan antusias, merupakan jawaban akan kebutuhan sarana moda transportasi darat yang diharapkan mampu mereduksi persoalan kemacetan. 

Bus yang melayani transportasi di wilayah aglomerasi Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) kini kian menjadi primadona masyarakat. 

BACA JUGA: Merintis Ekosistem Trans Jatim sebagai Moda Utama Transportasi

BACA JUGA: Luxury Bus Trans Jatim Siap Diluncurkan

Layanan yang dioperasikan DAMRI Cabang Surabaya itu mengadopsi skema pembelian layanan (buy the service). Trans Jatim melayani empat koridor yang memiliki rute yang berbeda. Koridor keempat baru saja dibuka Pj Gubernur Jatim 9 Agustus lalu. 

Menyusul bus Trans Jatim koridor 5 jurusan Surabaya–Madura yang baru diresmikan beroperasi per 30 September 2024. Koridor 5 yang melayani rute Terminal Bangkalan–Terminal Purabaya diharapkan mengakomodasi pertumbuhan ekonomi Pulau Garam yang kian dinamis.

Jangkauan layanan angkutan umum massal terintegrasi di Jawa Timur terus ditambah dan diperluas agar makin banyak masyarakat yang memanfaatkan. Kehadiran moda transportasi darat itu tak hanya menyangga mobilitas warga, tetapi juga mengoneksikan tempat-tempat wisata di kota-kota yang dilalui, khususnya Surabaya dan sekitarnya. 

Dan, harapan yang hendak dicapai pada saat awal peluncuran bus Trans Jatim oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa salah satunya adalah transportasi publik itu bisa memecahkan persoalan kepadatan lalu lintas.

Berdasar catatan Bank Dunia (Laporan Bank Dunia, Realizing Indonesia's Urban Potential, 2019), permasalahan kemacetan yang terjadi di kota-kota besar Indonesia menimbulkan kerugian paling sedikit USD 4 miliar atau sekitar Rp 56 triliun (asumsi kurs Rp 14 ribu per dolar AS). 

Kategori :