Pembalap asal Italia ini juga mencermati keputusan ban yang digunakan selama balapan. Ia menyesali bahwa ia tidak mengikuti pilihan pembalap LCR Honda, Takaaki Nakagami, yang menggunakan ban belakang soft dan berhasil mencapai posisi ke-13.
“Saya pikir ban medium adalah pilihan yang tepat, tapi melihat performa Taka dengan ban soft... Saya berada di grid dan berpikir tentang ban soft karena bagi saya, motor kami bekerja lebih baik dengan ban soft,” jelas Luca Marini.
Luca Marini menambahkan bahwa keputusan ban yang tepat bisa sangat berpengaruh pada performa pembalap di lintasan.
“Perilaku pengereman, cara menghentikan motor jauh lebih sulit [dengan ban medium] dan terutama edge grip saat Anda menyentuh gas, mudah tergelincir dan tidak pernah berakselerasi,” tambahnya.
Meskipun begitu, Luca Marini tetap positif dan melihat data balapan sebagai pelajaran untuk masa depan. Ia percaya bahwa perbandingan data antara ban soft dan medium yang digunakan oleh pembalap lain akan memberikan informasi yang berharga untuk menghadapi balapan berikutnya.
"Taka melakukan balapan dengan soft, jadi kami dapat membandingkan data dan mendapatkan lebih banyak informasi untuk masa depan dan tahun depan."
Dengan adanya sorotan terhadap kebutuhan teknologi kamera yang lebih baik dan keputusan strategis di lintasan, Luca Marini berharap agar para penggemar dapat menikmati balapan dengan perspektif yang lebih lengkap di sisa musim MotoGP 2024.
*) Mahasiswa MBKM Prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya peserta magang di Harian Disway.