BOGOR, HARIAN DISWAY — Presiden terpilih Prabowo Subianto mengumpulkan para calon anggota kabinet dan memberikan pengarahan guna memperkuat kerja sama tim.
Pertemuan itu digelar di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 16 Oktober 2024.
Para anggota kabinet mendapatkan pengarahan secara ekslusif dan intens mengenai berbagai isu aktual, dari geopolitik hingga ekonomi.
BACA JUGA:Jokowi Teken UU Kementerian, Prabowo Bebas Tentukan Jumlah Kementerian Mendatang
Salah satu calon anggota kabinet Prabowo, yaitu Amran Sulaiman, yang kini menjabat Menteri Pertanian di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa Prabowo menyampaikan dengan tegas gagasan-gagasan besarnya untuk bangsa dan rakyat Indonesia.
“Ini luar biasa, kita pembekalan ini diajari tentang geopolitik, ekonomi, pertumbuhan ekonomi, GDP, dan lain lain," tutur Amran.
Pria berdarah Makassar ini menyebut pelatihan ini sangat menarik dan menggambarkan pesan Prabowo untuk membentuk tim yang kuat untuk mencapai gagasan-gagasan besar.
BACA JUGA:Prabowo Bekali Calon Menteri Selama 11,5 Jam, Pekan Depan Lanjut di Akmil Magelang
"Ini sangat penting dan luar biasa beliau sangat visioner,” ungkap Amran kepada wartawan, Rabu.
“Kami yakin, kami optimistis bahwa mimpi-mimpi kita bersama gagasan besar beliau (Prabowo) visi misi beliau bisa kita realisasikan,” lanjutnya.
Senada dengan Amran, Budi Arie Setiadi, yang kini menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika pun menyatakan dirinya mendapatkan berbagai pandangan terkini tentang optimisme masa depan bangsa Indonesia yang cemerlang.
BACA JUGA:7 Profil Guru Besar Kompeten, Ikut dalam Kabinet Prabowo?
“Materinya sesuai dengan tantangan-tantangan yang sedang dihadapi bangsa dan negara ini jadi sangat strategis, termasuk juga berbagai problematika dimulai dari geopolitik, geostrategi, dan geoekonomi dan juga isu-isu kerakyatan seperti makan bergizi,” kata Budi Arie.
Pertemuan dari pagi dari jam 8 sampai jam 7 malam kata Budu Arie angat produktif dalam mensolidkan tim kerja Pak Prabowo-Gibran juga untuk membantu bagaimana mengesekusi program-program kerakyatan.
Pendapat yang sama juga dituturkan oleh Meutya Hafid, yang sebelumnya merupakan Ketua Komisi I DPR RI.