Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Rute Sejuta Pesona di Jember dan Lumajang

Jumat 04-10-2024,10:00 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Noor Arief Prasetyo

Di Pontang, kami mengunjungi Kampung Korea. Di kampung itu terdapat LKP Harapan Mandiri yang menyediakan kursus bahasa Korea. Banyak yang menuntut ilmu berbahasa di kampung tersebut. Bahkan dari berbagai daerah. Seperti Lampung, NTT, bahkan Papua.


Inovasi tiga pilar Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.-Vincentius Andito Dwijaya Bhakti-

Kami juga mengunjungi UMKM S.J Sona Jaya, pengusaha bumbu pecel sangrai. Prosesnya tanpa digoreng dan tidak melibatkan minyak sedikit pun. UMKM tersebut milik Nurhasanah. 

Dia bercerita jika usahanya itu sempat bangkrut akibat Covid-19. Namun, perlahan-lahan bangkit dan meraih kesuksesan. Tentu bumbu pecel sangrai lebih sehat. Tidak menyebabkan kolesterol.

Kami makan siang bersama tiga pilar di balai desa tersebut.  Lauknya lodeh dan rujak khas Pontang. Rujak bumbu kacang yang petisnya tidak pekat. Rasa kacangnya cukup dominan. Pendeknya, memiliki karakter rasa yang khas.

Setelah dari Jember, kami melanjutkan perjalanan ke Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Lumajang. Desa yang dekat dengan wisata Ranu Pane dan Ranu Kumbolo. Di kawasan itu siapa saja bisa berkunjung ke Gunung Semeru maupun Gunung Bromo.

BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Warga Desa dengan Gangguan Jiwa dan Warga Desa Berstatus Janda

BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Berdaya di Manding Daya dan Pangeranan yang Toleran

Lumajang termasuk daerah yang ditempati Suku Tengger. Suku tersebut berdiam di empat kawasan Bromo: Lumajang, Probolinggo, Malang, dan Pasuruan. Maka di Senduro pun, terdapat cukup banyak penganut Hindu Tengger. Mereka memiliki busana khas berwarna hitam.

Di Senduro, kami melihat peternakan kambing etawa Senduro. Kambingnya berwarna serba putih. Bulunya lebat dan ukuran tubuhnya besar. Kambing-kambing di kampung itu kerap memenangkan kontes kambing terbaik dari berbagai daerah.

Kami juga mengunjungi pura yang cukup besar di situ. Yakni Pura Mandara Giri. Bertemu dengan umat Hindu yang jauh-jauh datang dari Kintamani, Bali, untuk bersembahyang di pura tersebut.

Pura tersebut sangat luas dan lapang. Bila tiba saat piodalan atau ulang tahun pura, yakni pada bulan Juli, jumlah umat yang sembahyang di situ bisa ribuan. Menurut catatan Ketua Pengurus Harian Pura Mandara Giri Wira Dharma, tahun ini jumlah umat yang menghadiri piodalan sebanyak 1.500 orang.

Setelah mengunjungi tempat-tempat menarik di Senduro, kami menuju Malang. Seharusnya rute paling dekat adalah melewati kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Hanya dua jam perjalanan. Namun, jalurnya ekstrem.

Kami memilih lewat Lumajang Kota, menuju Probolinggo, kemudian masuk tol Leces. Memang lebih jauh, tapi lebih aman. (*)

Kategori :