Pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat di kawasan Asia Tenggara itu di satu sisi memang menggembirakan. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tenggara yang ekspansif dan dinamis tersebut ternyata menimbulkan berbagai permasalahan tersendiri. Kesenjangan dan ketidaksetaraan yang berkembang di Asia Tenggara menjadi suatu tantangan tersendiri yang harus dihadapi dan segera diselesaikan.
Bukan tidak mungkin terjadi, ketika kawasan Asia Tenggara tumbuh begitu melesat, ternyata di saat yang sama melahirkan ancaman munculnya polarisasi sosial-ekonomi yang makin lebar di masyarakat.
TANTANGAN
Selama konferensi berlangsung, semua peserta umumnya sepakat bahwa kawasan Asia Tenggara belakangan ini mengalami peningkatan aktivitas ekonomi.
Perkembangan ekonomi kawasan yang didorong oleh Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dan perjanjian perdagangan bebas telah melahirkan perubahan dalam hubungan sosial karena negara-negara di Asia Tenggara menjadi lebih saling bergantung secara ekonomi.
Masalahnya adalah ketika arus investasi asing yang masuk ke kawasan Asia Tenggara di satu sisi berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan kesempatan kerja, dan berkontribusi pada pengurangan kemiskinan. Tetapi, di saat yang bersamaan, arus investasi yang berkembang ternyata juga melahirkan kesenjangan pendapatan yang mengakibatkan kesenjangan sosial di dalam dan antarnegara.
Bisa dibayangkan, ketika berbagai perusahaan multinasional menanamkan modal, konsekuensinya, mereka tidak hanya mengeruk kekayaan sumber daya lokal, tetapi juga mengembangkan tekanan yang signifikan terhadap kelangsungan eksistensi ekonomi dan masyarakat lokal.
Bukan tidak mungkin terjadi, ekspansi modal di kawasan Asia Tenggara akan menjadi berkah sekaligus ancaman bencana. Itulah pekerjaan rumah saat ini dan ke depan yang menjadi tantangan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. (*)
*)Rahma Sugihartati adalah guru besar sains informasi, FISIP, Universitas Airlangga.
*)Muhammad Saud adalah dosen di Departemen Sosiologi, FISIP, Universitas Airlangga