DELEGASI dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Airlangga, pada 17–19 Oktober 2024, berangkat ke Wenzao Ursuline University of Languages (WZU), Kaohsiung, Taiwan. Kami datang untuk mengikuti 2024 Wenzao Ursuline Conference on Southeast Asian Studies ICSEAS.
Itu adalah acara rutin tahunan yang diselenggarakan WZU, yang dihadiri peserta dari berbagai negara untuk mendiskusikan isu-isu terkini yang berkembang di Asia Tenggara.
Dari FISIP, Universitas Airlangga, ada 21 orang yang berangkat. Dari kalangan staf pengajar, ada 10 dosen yang berangkat. Mereka, antara lain, Vincensio Dugis, Baiq Wardhani, Sarah Anabarja, dan Safril Mubah dari departemen hubungan internasional.
BACA JUGA:Jokowi Resmikan Pabrik Baterai-Mobil Listrik Terbesar di Asia Tenggara
BACA JUGA:PLN Jadi Perusahaan Utilitas Terbaik di Asia Tenggara oleh Fortune 500, Lewati Malaysia dan Filipina
Lalu, ada Rahma Sugihartati dari departemen ilmu informasi dan perpustakaan; Claudia Anridho, Siti Masudah, Muhammad Saud, dan Bagong Suyanto dari departemen sosiologi. Terakhir, Siti Aminah dari departemen politik.
Sementara itu, dari kalangan mahasiswa, hadir 4 mahasiswa S-1 dari antropologi, 6 mahasiswa dari hubungan internasional, dan 1 mahasiswa S-2 hubungan internasional.
Tema konferensi tahun 2024 yang diusung adalah Southeast Asia: State vs Market vs Society. Konferensi dilaksanakan di Universitas Bahasa Wenzao Ursuline (WZU), Kaohsiung, Taiwan. Panitia penyelenggara adalah Departemen Studi Asia Tenggara, WZU.
BACA JUGA:Pertamina Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara
Sengaja dipilih Asia Tenggara sebagai fokus diskusi. Sebab, dengan latar belakang budaya, ekonomi, dan lanskap politiknya yang beragam, Asia Tenggara menghadirkan medan yang menarik untuk dikaji lebih jauh interaksi antara negara, kekuatan pasar, dan struktur masyarakat.
DINAMIKA KAWASAN ASIA TENGGARA
Di kawasan Asia Tenggara, kita ketahui di sana telah terjadi proses transformasi yang signifikan selama beberapa tahun terakhir. Dalam berbagai model pembangunan yang muncul, yang diinisiasi dan dipimpin negara hingga munculnya kebijakan berorientasi pasar, serta peran masyarakat sipil yang terus berkembang, Asia Tenggara menawarkan lahan yang kaya untuk penyelidikan interdisipliner.
Konferensi yang diselenggarakan WZU adalah salah satu upaya untuk melakukan kajian yang mendalam terhadap perkembangan terbaru yang terjadi di Asia Tenggara.
Selama konferensi berlangsung, ada lima subtema yang dikaji. Lima subtema itu adalah, pertama, intervensi negara dan kekuatan pasar, yakni meneliti peran negara dalam membentuk kebijakan ekonomi, regulasi, dan dinamika pasar.