BACA JUGA:Menkominfo: Internet Indonesia Tergolong Lemot Di Asia Tenggara
BACA JUGA:Pabrik Baterai Terbesar Se-Asia Tenggara di Karawang
Kedua, marketisasi dan transformasi sosial ekonomi. Dalam sesi itu, peserta berusaha menjelajahi dampak reformasi berorientasi pasar terhadap mata pencaharian, ketidaksetaraan, dan kesejahteraan sosial.
Ketiga, masyarakat sipil dan gerakan akar rumput. Sesi tersebut menganalisis peran organisasi masyarakat sipil, gerakan sosial, dan inisiatif akar rumput dalam mengadvokasi perubahan dan menantang narasi dominan.
Keempat, tata kelola dan dinamika politik. Sesi itu mengkaji interaksi antara kekuasaan negara, struktur tata kelola, dan proses politik di negara-negara Asia Tenggara.
Kelima, dinamika budaya dan politik identitas. Sesi itu berusaha memahami bagaimana identitas budaya, etnisitas, dan agama bersinggungan dengan dinamika negara dan pasar dalam membentuk norma dan praktik masyarakat.
BACA JUGA:Internet Indonesia Paling Lambat di Asia Tenggara
BACA JUGA:Asia Tenggara Harus Manfaatkan Tiongkok
Semua subtema yang dibahas peserta konferensi berlangsung dinamis. Mengkaji isu-isu sosial, ekonomi dan politik kawasan Asia Tenggara dari berbagai perspektif memang menarik.
Semenjak ratusan tahun lalu, Asia Tenggara telah dikenal sebagai kawasan perdagangan yang ramai. Posisi Asia Tenggara sangat strategis, yakni terletak di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Banyak pelabuhan besar berdiri dan menjadi tempat singgah para pedagang dari berbagai wilayah.
Posisi strategis tersebut membuat Asia Tenggara tumbuh pesat dan bahkan menjadi episentrum pertumbuhan. Namun, posisi strategis Asia Tenggara itulah kemudian yang menjadi titik awal munculnya berbagai permasalahan di kawasan itu.
BACA JUGA:Semantok, Bendungan Ke-30 Jokowi, Terbesar di Asia Tenggara
BACA JUGA:Super Hercules TNI -AU Tercanggih di Asia Tenggara
Asia Tenggara yang memiliki peran penting sebagai pusat perdagangan global tidak hanya menjadi salah satu tujuan investasi dari para pemilik modal. Tetapi, juga menjadi episentrum munculnya berbagai masalah akibat industrialisasi dan penetrasi kekuatan modal yang mengeruk kekayaan sumber daya alam di berbagai negara di kawasan Asia Tenggara.
Dalam beberapa tahun terakhir, kawasan Asia Tenggara kembali menunjukkan perannya yang signifikan sebagai pusat pertumbuhan dengan indikasi adanya permintaan domestik yang terus berkembang, laju inflasi yang terkendali, serta ekspor yang terus meningkat.
Semua kemajuan yang terjadi di Asia Tenggara itu bertolak belakang dengan kondisi perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik dunia. Kawasan Asia Tenggara justru tumbuh sebagai kawasan yang prospektif bagi ekspansi usaha.