SNA seketika dimintai keterangan oleh polisi. Jawabannya sama dengan kejadian yang sebenarnya. Ia pulang kerja, akhirnya menemui itu.
Polisi melakukan uji silang atas alibi SNA. Menghubungi atasan di tempat kerja SNA di Jakarta Pusat. Jawaban atasan, membenarkan bahwa hari itu SNA seharian bekerja dan pulang menjelang petang. Alibi SNA kuat, berdasar pengakuan atasannya. Belum diuji ulang.
Kelihatannya, polisi tidak mencurigai SNA. Setidaknya sampai Minggu malam, 20 Oktober 2024. Sebab, setelah diautopsi, jenazah EO dan SA Jumat langsung dibawa ke kampung halaman di Palembang, Sumatera Barat. SNA ikut ke sana.
Polda Metro Jaya ikut membantu penyelidikan. Sebab, Polres Metro Depok adalah jajaran. Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan mengatakan, ”Pada jenazah keduanya ditemukan bercak darah dan bekas kekerasan fisik.”
Terbaru, ternyata ditemukan obat di TKP. Obat sakit lambung. Itu dikonfirmasi polisi ke SNA, membenarkan bahwa istrinya punya sakit lambung sehingga ada obat tersebut.
Kalaupun akibat keracunan obat, mengapa bayi SA ikut meninggal dengan kondisi lebam-lebam? Luka di selangkangan EO juga sangat mencurigakan. Sedangkan luka di puting payudara kiri EO sangat mungkin akibat menyusui.
Polisi Depok kini disibukkan itu. Kuat dugaan mereka bahwa itu pembunuhan. Status SNA masih saksi. Ia mengantarkan jenazah istri dan anak ke Palembang dan akan balik ke Depok lagi setelah rangkaian acara duka di sana selesai. Pastinya ia sangat berduka. (*)