Miris, Beginilah Jadinya saat Pria Posesif Marah

Kamis 24-10-2024,10:19 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Di unggahan itu, Robiatul mengecualikan akun Adhi. Artinya, Adhi tak bisa melihat unggahan tersebut. Dari situ ketahuan, Robiatul tahu dia selalu dipantau Adhi. 

Tapi, Adhi kan punya akun palsu. Ia pun dapat melihat melalui akun palsu tersebut. Maka, ia memarahi Robiatul habis-habisan. Akibatnya, hubungan mereka renggang. Jarang bertemu. Tapi, Adhi terus memantau Robiatul. Dari hasil pantauan, ada saja teman pria Robiatul.

Akhirnya Adhi memutuskan akan membunuh Robiatul. Daripada dia dapat pria lain. Sebab, Adhi merasa Robiatul adalah perempuan miliknya.

Kamis sore, 17 Oktober 2024. Sepulang kerja, Adhi seperti biasa ngetem di sekitar tempat kos Robiatul di Jalan Peterongan Timur, Kelurahan Peterongan, Kecamatan Semarang Selatan. Tapi, kali ini lain, ia membawa sebilah belati, niat membunuh Robiatul. 

Sekitar tiga jam ia ngetem, sekitar pukul 21.00 WIB, Robiatul muncul. Dia diboncengkan motor oleh temannyi: pria. Tiba di depan pintu rumah kos, motor berhenti, Robiatul turun. Hati Adhi panas saat melihat Robiatul turun, kemudian melambaikan tangan kepada yang memboncengkan, tanda terima kasih.

Cepat, Adhi dari tempat persembunyiannya menghidupkan motor Honda CBR 150 warna hitam. Ia mengejar pria itu. Tersusul. Dipotong, motor pria tersebut berhenti. Adhi yang tinggi besar berkaus hitam, bertanya, ”Kamu apanya perempuan tadi?” Dijawab: ”Temannya, Bang.” Didesak lagi: ”Bukan pacar?” Dijawab: ”Bukan, Bang.”

Adhi membiarkan pria itu pergi. Ia balik ke tempat persembunyian di dekat rumah kos. Menunggu beberapa jam lagi.

CCTV di dekat rumah kos memantau, Adhi mendekati rumah kos Robiatul pukul 23.57 WIB. Langsung memanjat pagar di sebelah rumah itu yang merupakan rumah kosong. Pagarnya setinggi sekitar 4 meter. Kemudian, ia berpindah ke rumah sebelahnya, rumah kos Robiatul yang berlantai dua. Posisi kamar kos Robiatul di lantai dua.

CCTV memantau, pukul 00.03 WIB, Jumat, 18 Oktober 2024, tampak Adhi keluar dari situ, melewati jalan yang sama saat ia masuk. Ia meloncat turun pagar, jalan menuju motornya di seberang jalan. Kemudian kabur. 

Beberapa penghuni kos di sana sempat mendengar teriakan perempuan. Ada penghuni perempuan yang membuka kamarnyi, mencari tahu suara teriakan tersebut, kemudian perempuan itu berpapasan dengan Adhi yang membawa pisau berlumuran darah. Maka, buru-buru perempuan itu masuk dan menutup pintu kamar.

Beberapa menit kemudian penghuni rumah kos itu heboh, menemukan Robiatul tertelungkup di ranjang. Darah bertebaran ke segala arah. 

Ketua RT setempat, Joko Wahyudi, 40, kepada wartawan mengatakan, ia dilapori warga bahwa ada penghuni kos berdarah-darah. Maka, ia menengoknya. Ia lantas memeriksa rekaman CCTV yang mengarah ke bagian depan rumah tersebut.

Joko: ”Pelaku naik pagar rumah warga di sisi barat kos dan dari rekaman CCTV tampak jelas aksinya sangat cepat. Dari saat masuk sampai ia keluar cuma memakan waktu enam menit.”

Dilanjut: ”Motor pelaku yang terekam di CCTV, Honda CBR 150 warna hitam.”

Warga lapor polisi yang segera tiba di TKP, melakukan olah TKP. Saat itu pun polisi menyatakan, korban sudah meninggal dengan 15 tikaman benda tajam. Yang mematikan tikaman ke dada, mematahkan tulang, menembus paru. Juga, ada tikaman ke pinggang menembus ginjal. Korban dikirim ke RS Polri untuk autopsi.

Dari hasil penyelidikan polisi di TKP, polisi sudah menyimpulkan calon tersangka. Nomor polisi motor tersebut langsung terlacak. Apalagi, polisi mendatangi tempat kerja Adhi esoknya dan ternyata Adhi tidak masuk kerja. Perburuan dilakukan.

Kategori :

Terkait