Rencana pembentukan mata uang BRICS ini juga didorong oleh kekhawatiran atas ketidakstabilan keuangan global. Juga perihal kebijakan luar negeri AS yang semakin agresif.
Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pidatonya di KTT Kazan Mengungkapkan bahwa meskipun dolar AS adalah instrumen penting dalam keuangan global, penggunaannya sebagai "senjata politik" berpotensi merusak kepercayaan internasional terhadap mata uang tersebut.
BACA JUGA:Prabowo Antar RI Gabung BRICS, Siap Tantang Dolar AS?
Putin juga menambahkan bahwa "penggunaan dolar sebagai alat politik akan mempercepat transisi ke struktur keuangan baru yang lebih adil."
Menurut data terbaru, sekitar 90 persen transaksi perdagangan internasional saat ini dilakukan dalam dolar AS.
Ketergantungan ini sering memaksa negara-negara untuk mengikuti yurisdiksi AS. Guna menghindari sanksi ekonomi yang diterapkan oleh negara-negara Barat.
Inisiatif BRICS, yang selama ini populer disebut sebagai de-dolarisasi bertujuan mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dan membangun kemandirian finansial dalam perdagangan internasional.
Salah satu proposal yang tengah dibahas adalah mendukung mata uang BRICS dengan emas. Usulan ini bertujuan memberikan stabilitas pada mata uang yang baru serta mengurangi risiko inflasi yang seringkali menghantui mata uang fiat.
BACA JUGA:Putin Bertemu Sekjen PBB Guterres, Bahas Konflik Ukraina di KTT BRICS
Mata uang yang didukung aset fisik seperti emas diyakini dapat meningkatkan kepercayaan pasar dan mengamankan nilai mata uang terhadap fluktuasi ekonomi global.
Meski diskusi tentang mata uang BRICS ini masih dalam tahap awal, sejumlah pihak optimis bahwa blok ekonomi ini akan mampu menawarkan alternatif sistem keuangan global yang lebih inklusif.
Jika terwujud, mata uang BRICS berpotensi mengubah dinamika ekonomi global. Dengan memperkuat posisi negara-negara berkembang dan mengurangi monopoli negara maju dalam ekonomi internasional.
Namun, hingga saat ini, anggota BRICS masih menggunakan mata uang nasional masing-masing. Untuk transaksi perdagangan sambil menunggu perkembangan lebih lanjut dari proyek ambisius ini.
BACA JUGA:Menlu Sugiono Hadiri KTT BRICS Plus 2024 di Rusia
Inisiatif BRICS ini mencerminkan upaya kolektif negara-negara berkembang. Guna memperoleh kemandirian ekonomi yang lebih besar. Utamanya dalam tatanan global yang saat ini sangat dipengaruhi oleh negara-negara Barat. (*)
*) Elsa Amalia Kartika Putri, Mahasiswi Politeknik Negeri Malang, Mahasiswi Program Magang Regular di Harian Disway