BRICS Dorong Pembentukan Mata Uang Alternatif: Upaya Mengurangi Dominasi Dolar AS

Selasa 29-10-2024,18:16 WIB
Reporter : Elsa Amalia Kartika Putri*)
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Aliansi ekonomi BRICS yang baru saja menyelenggarakan KTT ke-16 di Kazan, Rusia, pada 22-24 Oktober 2024, kembali menjadi sorotan global.

Salah satu topik utama dalam pertemuan tersebut adalah rencana ambisius untuk membentuk mata uang cadangan baru guna mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan internasional.

BRICS, yang sebelumnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Kini telah memperluas keanggotaannya dengan tambahan Iran, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Perluasan ini dipandang memperkuat posisi blok BRICS sebagai penantang bagi dominasi ekonomi negara-negara Barat.

Dalam ‘Deklarasi Kazan’, yang dirilis pada akhir KTT, negara-negara anggota menyatakan komitmen mereka dalam menciptakan sistem pembayaran lintas batas yang lebih cepat, murah, efisien, dan transparan. 

BACA JUGA:Deklarasi Kazan: Rivalitas Hegemoni Ekonomi BRICS versus G-7?

Instrumen ini bertujuan meminimalkan hambatan perdagangan dan memastikan akses keuangan non-diskriminatif antar negara anggota. 

"Kami menyambut baik penggunaan mata uang lokal dalam transaksi keuangan antara negara-negara BRICS dan mitra dagang mereka," tulis deklarasi tersebut.

Upaya menciptakan mata uang alternatif ini akan disertai dengan pengembangan sistem pembayaran berbasis blockchain.

Melansir Nasdaq, meskipun negara-negara BRICS belum memiliki mata uang digital spesifik, mereka sedang membangun infrastruktur digital berbasis blockchain

Sistem ini nantinya memungkinkan penyelesaian transaksi dalam mata uang digital bank sentral masing-masing.

Platform ini akan menghubungkan sistem keuangan anggota BRICS dengan gateway pembayaran yang mendukung transaksi dalam mata uang lokal.

BACA JUGA:Indonesia Resmi Jadi Mitra BRICS Bersama 12 Negara Mitra Baru Lainnya

Sistem baru ini diharapkan dapat mempercepat perdagangan antar negara negara anggota BRICS. Serta mengurangi ketergantungan pada jaringan keuangan Barat yang selama ini didominasi oleh dolar AS. 

Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov, menyatakan bahwa ‘Bank Pembangunan Baru’ (NDB), sebuah lembaga keuangan yang dibentuk oleh anggota BRICS, dapat berperan sebagai pusat penyelesaian transaksi untuk perdagangan barang antar negara anggota.

Kategori :