Putin Bertemu Sekjen PBB Guterres, Bahas Konflik Ukraina di KTT BRICS
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri Forum Bisnis BRICS, 18 Oktober 2024, di Moskow, Rusia. Para pemimpin Tiongkok, India, Brazil dan perwakilan 30 negara akan menghadiri KTT BRICS ke-16 di Kazan, Rusia minggu depan.--getty images
HARIAN DISWAY - Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, Kamis, 24 Oktober 2024. Dalam pertemuan tatap muka pertama mereka dalam lebih dari dua tahun.
Pertemuan itu akan berlangsung di hari terakhir KTT BRICS di Kazan, Rusia. Di tengah seruan internasional, termasuk dari sekutu BRICS, agar Rusia segera mengakhiri konflik di Ukraina.
Menurut pernyataan Kremlin, agenda pertemuan diperkirakan akan mencakup pembahasan terkait konflik di Ukraina. Serta krisis yang semakin memanas di Timur Tengah.
Meskipun Rusia mengharapkan KTT BRICS ini dapat memperkuat front persatuan negara-negara ekonomi berkembang untuk melawan Barat. Tekanan terhadap Putin untuk menemukan solusi damai di Ukraina terus meningkat.
BACA JUGA:Putin Siapkan Serangan Balasan Rusia, Kursk Jadi Medan Pertempuran
Sebelumnya, Guterres telah mengkritik keras serangan militer Rusia ke Ukraina. Dengan menyebutnya sebagai "preseden berbahaya" bagi stabilitas dunia.
Keduanya terakhir kali bertemu pada minggu-minggu awal invasi Rusia ke Ukraina. Ketika Guterres berkunjung ke Moskow selama pengepungan Rusia atas Mariupol di Ukraina selatan.
Guterres kemudian memainkan peran penting dalam upaya mediasi. Termasuk menengahi kesepakatan pada tahun 2022. Yang memungkinkan Ukraina mengekspor gandum dari pelabuhannya dengan aman. Namun, sejak saat itu, kontak diplomatik langsung antara kedua pihak jarang terjadi.
António Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, berbicara pada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) di markas besar PBB pada 24 September 2024 di New York City. Para pemimpin dunia berkumpul untuk Sesi ke-79 Majelis Umum PBB ke-Michael M. Santiago-getty images
Keputusan Guterres untuk bertemu Putin kali ini menuai kecaman keras dari Ukraina. Kementerian Luar Negeri Ukraina mengecam langkah tersebut. Bahkan menyebut rencana pertemuan dengan Putin sebagai tindakan tidak pantas.
Ukraina juga terus menolak tuntutan Rusia untuk menyerahkan wilayah selatan dan timurnya sebagai syarat gencatan senjata, menyebutnya sebagai syarat yang "tidak masuk akal."
Sementara itu, pertemuan ini berlangsung di tengah kemajuan militer Rusia di Ukraina timur. Pasukan Moskow dilaporkan semakin dekat dengan pusat suplai utama di Pokrovsk, wilayah Donetsk.
Selain itu, Amerika Serikat memperingatkan bahwa ribuan tentara Korea Utara mungkin telah dikirim untuk mendukung Rusia. Yang dikhawatirkan dapat berkembang menjadi keterlibatan pasukan asing dalam skala besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: agence france-presse