"Kami secara resmi meminta maaf kepada artis dari berbagai agensi yang telah dirugikan dan terluka secara emosional karena disebutkan dalam dokumen tersebut. Kami menghubungi masing-masing agensi untuk meminta maaf," jelasnya.
Selain itu, dia juga meminta maaf kepada artisnya sendiri yang berada di naungan HYBE. Terutama kepada mereka yang menjadi sasaran kritik sebagai akibat perusahaan mereka.
BACA JUGA:Nangis-Nangis, Hanni NewJeans Ungkap Dugaan Bullying dari Karyawan HYBE di Sidang Majelis Nasional
BACA JUGA:Konflik NewJeans dan HYBE Memanas, Ada Potensi Putus Kontrak?
Dari personel BTS, misalnya, dokumen itu menyebut nama Suga, V, dan Jungkook. Sedangkan di SEVENTEEN, ada nama Joshua. Belum lagi di TXT dan LE SSERAFIM.
CEO HYBE Meminta Maaf Setelah Kontroversi Dokumen Internal Tersebar--Billboard
Lee Jae Sang lalu mengakui bahwa percakapan yang menjatuhkan idol itu terjadi karena kurangnya kesadaran di kalangan para pimpinan. Dengan begitu, sebagai CEO, Lee akan menghentikan pembuatan dokumen pemantauan tersebut.
Ke depannya, Lee juga berjanji untuk menetapkan pedoman dan memperkuat pengendalian internal. Tujuannya adalah untuk mencegah masalah serupa terulang. Ia juga menambahkan bahwa perusahaan telah menghentikan pembuatan dokumen tersebut.
Untuk mengakhiri permintaan maafnya, Lee Jae Sang menekankan dedikasi HYBE terhadap kesejahteraan semua artis dan rasa hormatnya terhadap para penggemar. Berkomitmen terhadap reformasi yang bertujuan untuk memberikan kontribusi positif bagi industri K-Pop.
BACA JUGA:Agensi HYBE, JYP, YG, SM Didenda Lebih dari 120 Juta Rupiah Akibat Melanggar Aturan Perdagangan
BACA JUGA:Profil Lee Jae Sang, CEO Baru HYBE yang 'Banyak Dosa' dan Dekat dengan Zionis
Sebagaimana diberitakan, pada 24 Oktober, HYBE menjalani audit oleh Komite Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Majelis Nasional. Di situ terungkap bahwa mereka memiliki "Laporan Industri Musik Mingguan" yang mencapai sekitar 18 ribu halaman.
Dokumen tersebut berisi berbagai komentar merendahkan tentang artis K-Pop dari berbagai agensi. Sebut saja dari artis agensi besar seperti JYP Entertainment, SM Entertainment, dan YG Entertainment.
Isi dokumen tersebut tiba-tiba tersebar secara online. Lantas memicu kemarahan para penggemar K-Pop dari grup yang namanya disebutkan dalam dokumen tersebut.
Kemarahan penggemar ini tidak hanya berfokus pada isi dokumen. Tetapi juga pada etika kompetisi dalam industri K-Pop. Banyak fans merasa bahwa tindakan HYBE mencerminkan budaya internal yang tidak sehat dan cara bersaing yang merugikan. (*)
*) mahasiswa magang dari jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Airlangga