--
KASUS pornografi anak Indonesia berada pada peringkat ke-4 tertinggi di dunia menurut data National Center for Missing Exploited Children (NCMEC). Indonesia juga dikategorikan sebagai negara fatherless (kehilangan sosok ayah) peringkat ke3 tertinggi di dunia.
Laporan dari ECPAT International dan UNODC menegaskan bahwa masalah pornografi anak dan eksploitasi di Indonesia sangat membutuhkan intervensi komprehensif yang mencakup penguatan kebijakan, edukasi publik, serta kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Namun Generasi Z yang banyak diejek sebagai generasi strawberry yang lemah dan rapuh, ternyata juga memiliki potensi yang luar biasa.
BACA JUGA:Kasus Rudapaksa Moumita Belum Reda, India Diguncang Pencabulan Dua Murid TK
BACA JUGA:Kasus Pencabulan Santriwati Berulang, Kemenag : Pengasuh Pesantren Wajib Paham Aturan
Webinar "Generasi Muda Bersuara: Tolak Pornografi dan Stop Eksploitasi Anak," yang diselenggarakan Yayasan Anak bangsa Berakhlak Mulia menghasilkan beberapa solusi penanganan pornografi anak di Indonesia yang menuntut pendekatan yang menyeluruh, dengan beberapa langkah konkret disarankan oleh para narasumber muda lintas provinsi untuk mengatasi ancaman ini. Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, orang tua, dan teknologi.
1. Kebijakan yang Lebih Tegas dan Penegakan Hukum
Kebijakan yang tegas sangat penting dalam melawan penyebaran konten pornografi anak. Penerapan regulasi yang lebih ketat pada platform digital dapat membantu menekan penyebaran konten yang berbahaya. Dalam konteks ini, pemerintah diharapkan mencontoh regulasi seperti EU Digital Services Act yang mengharuskan perusahaan digital bertanggung jawab atas konten di platform mereka. Penegakan hukum yang kuat juga harus ditingkatkan, memastikan pelaku eksploitasi anak menerima hukuman yang setimpal sehingga memberikan efek jera.
2. Riset dan Dukungan pada Startup untuk Keselamatan Online
Investasi dalam penelitian dan dukungan bagi perusahaan startup yang fokus pada keselamatan online dapat membantu memahami dampak pornografi pada anak-anak. Hal ini memungkinkan terciptanya pendekatan berbasis bukti dalam pengambilan kebijakan.
Program pendanaan semacam Horizon 2020 di Eropa yang mendukung startup dalam menciptakan alat keselamatan online dapat menjadi model bagi Indonesia.
3. Kolaborasi dengan Perusahaan Teknologi untuk Fitur Pelindung
Pemerintah perlu bekerja sama dengan perusahaan teknologi untuk mengembangkan alat yang dapat memfilter konten negatif secara otomatis. Peran teknologi dalam mengidentifikasi dan menghapus konten pornografi anak sangatlah penting. Parental control apps, yang memberikan laporan otomatis kepada orang tua, dapat membantu mengawasi aktivitas daring anak-anak.
4. Edukasi Seksual dalam Kurikulum dan Pelatihan Orang Tua
Pendidikan seks yang sehat perlu diintegrasikan dalam kurikulum sekolah untuk membekali anak-anak dengan pengetahuan tentang bahaya pornografi. Anak-anak yang paham tentang konsekuensi buruk pornografi cenderung lebih mampu melindungi diri. Di samping itu, orang tua harus mendapatkan pelatihan tentang cara menjaga anak-anak dari pengaruh dunia digital.