Tersangka Pemenggal Kepala Janda Ternyata Tukang Jagal Sapi

Jumat 01-11-2024,19:57 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Orang seperti itu jarang ada di bumi ini. Tetapi, tidak terlalu langka. Sekitar 6 persen mahasiswa program S-1 di tempat Prof Jones mengajar mengaku mendapatkan kesenangan dari menyakiti orang lain. Jarang, tapi bukan langka.

Orang sadis sehari-hari suka mengganggu orang lain. Dalam permainan peran daring, mereka cenderung menjadi ”penghancur” yang merusak permainan bagi orang lain. Orang sadis sehari-hari tertarik pada  permainan komputer yang penuh kekerasan. Makin sering mereka bermain, makin sadis mereka jadinya.

Psikopat lain lagi. Mereka bukan orang sadis. Psikopat tidak menyakiti orang yang tidak berbahaya hanya untuk mendapatkan kesenangan (meskipun kadang juga begitu). Psikopat menginginkan sesuatu. Punya motif. Psikopat menyakiti orang lain demi mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Psikopat bertindak begitu karena tidak merasa kasihan, menyesal, atau takut. Mereka agresor tanpa ragu. Mereka juga dapat memahami apa yang dirasakan orang yang disakiti. Namun, mereka tidak tertular perasaan tersebut alias tidak peduli.

Ini adalah serangkaian karakter yang sangat berbahaya. Selama ribuan tahun, manusia telah berevolusi, menjinakkan diri sendiri. Sehingga membuat banyak dari kita sulit untuk menyakiti orang lain. Mayoritas orang yang menyakiti, menyiksa, atau membunuh orang akan dihantui pengalaman tersebut.  

Namun, psikopati merupakan prediktor kuat seseorang yang melakukan kekerasan tanpa alasan.

Kita perlu tahu, apakah kita bertemu dengan seorang psikopat? Apa tanda-tandanya? Kita dapat menebak hanya dengan melihat wajah seseorang atau berinteraksi sebentar dengannya. Misalnya, berpakaian kumuh. Atau, bicaranya ngelantur.

Sayang, psikopat juga tahu bahwa kita mengetahui hal itu. Mereka melawan dengan berusaha keras memperbaiki pakaian dan dandanan mereka. Juga, mereka berusaha membuat kesan pertama yang baik terhadap orang lain.

Apakah Fauzan masuk golongan sadis atau psikopat? Jawabnya, cuma polisi penyidik yang tahu. Karena polisi tidak menyebut gangguan jiwa, berarti tersangka masuk kategori sadis atau kejam.

Jika teori Prof Jones dikaitkan dengan teori femisida (bahwa pembunuhan sadis terhadap perempuan dan anak perempuan umumnya dilakukan orang terdekat, suami atau pacar), itu cocok dengan kasus pemenggalan dengan tersangka Fauzan tersebut. Sebab, polisi mengatakan bahwa Fauzan adalah teman dekat korban Sinta. Teman dekat bisa berarti pacar.

Kebencian seseorang terkait asmara bisa menimbulkan kekejaman yang luar biasa. Fauzan diduga memenggal kepala Sinta dengan golok jagal, suatu kekejaman yang sulit dinalar. Orang biasa atau orang kebanyakan, kata Prof Jones, tidak bakal sanggup melakukan itu. 

Dikutip dari Cbsnews, 29 Januari 2023, berjudul Man Who Beheaded Classmate Gets Life in Prison, diberitakan kejadian serupa di kampus Virginia Tech, Blacksburg, Negara Bagian Virginia, AS. Januari 2009. 

Mahasiswa doktoral Zhu Haiyang, 25, asal Ningbo, Tiongkok, kuliah di sana sejak Agustus 2008. Ia menempuh pendidikan doktor di bidang pertanian dan ekonomi terapan. Beberapa bulan kemudian, 8 Januari 2009, datanglah mahasiswi Yang Xin, 22, dari Beijing, Tiongkok, ke kampus itu untuk mengambil gelar master bidang akuntansi. 

Mereka berkenalan. Zhu jatuh cinta kepada Yang pada pandangan pertama. Sebaliknya, Yang kurang menanggapi. Bukan dia berpura-pura, melainkan Yang sudah punya tunangan di Beijing. Namun, Zhu terus ngintil ke mana pun Yang pergi.

Akhirnya, Yang berterus terang menolak pedekate Zhu. Dengan alasan, Yang sudah bertunangan. Ternyata Zhu tidak bisa menerima itu. Zhu mengirim surat elektronik kepada Yang. Dikatakan, pemuda itu merasa tidak bisa hidup tanpa cewek manis tersebut di sampingnya. Zhu menyatakan kepada Yang, dirinya siap jadi suami terbaik bagi Yang. Sebaliknya, Yang tetap emoh.

Rabu pagi, 21 Januari 2009. Zhu membeli golok jagal ukuran 8 inci (20,3 sentimeter) dan sebuah palu cakar. Sorenya, sekitar pukul 19.00 waktu setempat, Zhu menemui Yang di kantin kampus. 

Kategori :